Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adu Kuat Sentimen Menentukan Arah IHSG Pekan ini

Kompas.com - 18/05/2015, 07:32 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak variatif dengan potensi penguatan terbatas sepanjang pekan ini. Data perekonomian terbaru dalam negeri dengan potensi penurunan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia, di tengah tekanan pertumbuhan ekonomi Indonesia, bakal beradu kuat dengan sentimen dari eksternal.

Kepastian perihal kenaikan Fed Rate masih menjadi isu utama di pasar keuangan secara global.

IHSG bergerak di rentang level 5.172-5.246 sepanjang pekan lalu. Indeks ditutup di level 5.227, naik tipis sekitar 0,87 persen jika dilihat selama sepekan. Indeks LQ45 naik sekitar 0,94 persen dan Indeks Kompas100 naik lebih tinggi, sekitar 1,08 persen. Saham yang paling banyak diperdagangkan dari sisi nilai adalah saham-saham unggulan, seperti BBRI (senilai Rp 1,33 triliun), BBCA (Rp 1,07 triliun), BMRI (Rp 1,05 triliun) dan TLKM (Rp 1,02 triliun).

Investor asing masih cenderung keluar dari pasar dengan catatan penjualan bersih Rp 2 triliun, menyisakan pembelian bersih Rp 9,44 triliun jika dilihat sejak awal tahun ini. Di tengah sentimen negatif penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia, data Bank Indonesia (BI) menunjukkan defisit transaksi berjalan triwulan I-2015 turun. Hal ini terutama didorong menurunnya defisit neraca minyak dan gas.

Transaksi modal dan finansial pada triwulan I-2015 tetap surplus senilai 5,9 miliar dollar AS. Perbaikan transaksi berjalan dan surplus transaksi modal dan finansial menyebabkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan I-2015 secara keseluruhan surplus. Angka NPI triwulan I-2015 mencatat surplus senilai 1,3 miliar dollar AS.

Global Market Strategist Eastspring Investments (Singapore) Limited Robert Rountree menyatakan selain nilai tukar rupiah dan valuasinya, tingkat defisit neraca transaksi berjalan menjadi hal yang diperhatikan pemodal.

Dalam risetnya bulan Mei ini, Robert menyatakan bahwa penurunan cukup dalam IHSG pada April lalu menjadi kesempatan beli atau masuk ke pasar. Meskipun diakui pula bahwa penurunan indeks dari 5.500 itu lebih dari ekspektasi Eastspring.

Penurunan proyeksi pertumbuhan IHSG, dari sekitar 12 persen pada pertengahan tahun lalu menjadi 9,5 persen tahun ini, dirasa masih cukup bagus bagi pasar modal Indonesia.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menyatakan sepanjang pekan ini IHSG diperkirakan berada di rentang level terendah terdekat di 5.169-5.200 dan rentang level tertinggi terdekat di 5.242-5.272.

Berpijak dari pergerakan pekan lalu, IHSG masih dapat bertahan untuk naik dari pekan sebelumnya meski tertekan aksi jual dan diselingi hari libur.

"IHSG sedang mencoba membentuk tren kenaikan secara bertahap," kata Reza.

Diharapkan aksi jual dapat berkurang sehingga IHSG pun dapat melanjutkan membentuk tren kenaikannya.

Rilis data-data global diharapkan positif sehingga dapat membuat pelemahan IHSG menjadi tertahan. The Federal Reserve akan mengeluarkan hasil rapat FOMC Meeting pada pekan ini. Pasar menantikan kepastian perihal kenaikan Fed Rate. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com