Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah di Level Terendah sejak 1998, Ini Kata Ekonom

Kompas.com - 08/06/2015, 12:00 WIB
Estu Suryowati

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom PT Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, sepanjang Juni ini rupiah akan mengalami tekanan berat. Tekanan rupiah diperkirakan mereda pada Juli dan berlanjut bulan berikutnya, itu pun dengan catatan Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve belum mengerek suku bunganya.

"Sampai sebulan ini sepertinya masih berat," kata David dihubungi Kompas.com, Senin (8/6/2015).

David menuturkan, nilai tukar mata uang Garuda yang pagi ini hampir menyentuh Rp 13.400 disebabkan lantaran menipisnya cadangan devisa, di sisi lain perekonomian negeri Paman Sam terus menunjukkan perbaikan.

"Data tenaga kerja membaik melebihi ekspektasi pasar. Ini menjadi sentimen positif untuk dollar AS, namun negatif untuk mata uang negara-negara emerging market, termasuk Rupiah," ujar David.

Merespon kondisi tersebut, David mengatakan, Bank Indonesia tentu sudah pasti harus melakukan intervensi pasar. Pasar keuangan Indonesia tidak terlalu tebal, hanya sekira 5 miliar dollar AS - 6 miliar dollar AS per hari.

"Jadi kalau ada permintaan yang kuat, yang tiba-tiba besar dalam satu hari, ya pastinya kita bisa kekurangan pasokan. Di situ BI berperan," kata David.

David mengatakan, sebenarnya untuk menjaga stabilitas rupiah ini bisa dilakukan dengan cara lain, selain instrumen bank sentral. Kebijakan hedging atau lindung nilai, sebut David, harusnya diimplementasikan efektif.

"Kebijakan ini kan untuk menghindari agar transaksi tidak tertumpuk di pasar spot semua. Nah ini juga mungkin efektivitasnya perlu dilakukan. Terutama untuk BUMN yang besar-besar seperti Pertamina dan PLN," kata David.

Dia menyebut transaksi minyak adalah yang membutuhkan dollar AS paling besar tiap harinya, dengan impor antar 100 juta dollar AS sampai 150 juta dollar AS. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada awal perdagangan, Senin (8/6/2015), makin terpuruk hingga titik terendah dalam 17 tahun terakhir.

Di pasar spot, Senin pagi ini, seperti ditunjukkan data Bloomberg, mata uang Garuda ini dibuka melorot ke posisi Rp 13.382 per dollar AS dibanding penutupan sebelumnya, yakni 13.290.

Adapun hingga pukul 11.30 WIB ini, rupiah masih terkapar di posisi Rp 13.270 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com