Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daerah-daerah Penentu Swasembada Pangan Indonesia

Kompas.com - 08/06/2015, 16:00 WIB
Latief

Penulis

WAJO, KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, tercapainya swasembada pangan di Indonesia ditentukan oleh produksi beberapa daerah penghasil padi.

"Bila produksi di Jawa Timur, Lampung, Medan dan Sulawesi Selatan aman, selesai sudah masalah pangan di Indonesia," ujar Mentan Amran di Wajo, Sulsel, Sabtu (6/6/2014).

Mentan menjelaskan, karena merupakan salah satu penghasil padi terbesar, bantuan untuk Sulsel naik menjadi Rp 2,5 triliun, irigasi 230 ribu hektar yang baru terealisasi 30 persen.

"Kenapa anggaran naik, karena secara tradisional Sulsel beri makan dan tidak ada yang lain untuk wilayah sini. Memang, produsen terbesar masih di Jawa," ujar Mentan.

Mentan berharap, daerah-daerah lain dapat meniru Sulsel dalam hal semangat meningkatkan produksi pertaniannya. Bbila terbukti mampu menaikkan produksinya, Mentan berjanji akan menambah anggaran untuk daerah tersebut.

"Indramayu sampai nangis, karena anggarannya Rp 800 miliar. Tidak capai target produksi 100 ribu ton, lebih baik dicabut saja anggarannya. Tapi, alhamdulillah produksi naik," ujar Mentan.

Pemerintah pusat akan mencabut anggaran pertanian bagi daerah-daerah yang tidak mencapai target produksi. Di sisi lain, daerah yang melebihi target produksi akan mendapat tambahan anggaran.

Sejauh ini, sudah ada 26 kabupaten yang akan disetop aggarannya pada 2016, karena produksi di sektor pertanian tahun ini tidak sesuai target. Mentan mengatakan, pihaknya akan menyurati pada kepala daerah, gubernur dan bupati untuk mendapatkan pemberitahuan bahwa daerahnya sudah tidak digelontori anggaran.

"Berhubung target produksi di sektor tani tidak tercapai di beberapa daerah, kami mohon maaf ada 26 (daerah) yang kami stop anggarannya. Semoga surat kami sudah tiba yang tidak capai target bahkan di bawah tahun lalu. Saya kira lebih adil jika tidak mendapat anggaran 2016 dan kemungkinan nol. Kami sudah laporkan ke komisi IV DPR dan Bapak Presiden," ujarnya.

Mentan Amran menambahkan, alokasi dana bagi yang tidak mencapai target, akan digeser ke wilayah-wilayah yang produksinya baik atau melebihi target.

"Anggaran kami alihkan ke daerah yang capaian pangannya baik atau lebih tinggi. Ini untuk memotivasi daerah tersebut juga untuk meningkatkan panen setiap periodenya menjadi semakin baik," kata Mentan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com