Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DHL Akan Hitung Ulang Valuasi Sebelum Caplok Lorena

Kompas.com - 12/06/2015, 11:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Melemahnya harga saham dan terus terpuruknya kurs rupiah terhadap dollar AS, menyebabkan DHL Express ekstra sabar menunggu untuk menggenggam saham PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA).

Sumber KONTAN yang mengetahui rencana tersebut mengatakan, sebenarnya perusahaan logistik asal Jerman itu sudah siap. Namun, mengingat kondisi pasar yang berubah menyebabkan DHL dan manajemen Lorena menghitung ulang valuasi.

"Yang mau beli kan unit (DHL) di Indonesia, DHL valuasinya dollar AS, saat ini dollar AS tinggi terhadap rupiah," bisik sang sumber belum lama ini.

Sehingga, lanjut dia, dengan valuasi awal, DHL akan lebih diuntungkan. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah terhadap dollar AS kemarin ada di level Rp 13.292.

Bukan hanya masalah kurs, harga saham Lorena juga terus terpuruk sejak penawaran saham perdana (IPO). Harga IPO LRNA sebesar Rp 900 per saham. Pada penutupan Kamis (11/6), harga saham emiten transportasi ini ada di posisi Rp 156 per saham, atau merosot 1,27 persen dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.

Dengan kondisi ini, bagi LRNA kurang menguntungkan. Sang sumber masih belum mau mengungkapkan valuasi awal yang disepakati kedua pihak. Yang jelas, saat ini nilai pastinya masih dalam tahap negosiasi.

Sebelumnya, DHL akan mengakuisisi 50 persen saham Lorena. Opsinya, transaksi dilakukan di pasar negosiasi, menerbitkan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD alias rights issue, atau melalui private placement.

Saat ini, LRNA dan Eka Sari Lorena ESL Express secara struktural masih terpisah. Setelah DHL masuk, rencananya perusahaan logsitik Lorena akan terkonsolidasi di LRNA. Jadi, perusahaan milik G.T Soerbakti ini akan membawahi perusahaan logsitik bersama-sama dengan DHL.

Hingga kuartal I-2015, Lorena berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 661,02 juta. Angka ini meningkat hingga lebih dari 14 kalilipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp 44,87 juta. Hal ini lantaran perseroan mampu mendongkrak pendapatan usaha dari Rp 28,64 miliar menjadi Rp 33,94 miliar. Beban bunga dan keuangan mengempis drastis, dari Rp 1,67 miliar menjadi hanya Rp 479,3 juta.

Perusahaan juga meraup bekah dari pendapatan lain-lain, yakni sebesar Rp 848,63 juta. Pendapatan itu antara lain berasal dari komisi jasa penitipan paket dan klaim crew. (Amailia Putri Hasniawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com