Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Tunjuk Pertamina sebagai Agregator Gas

Kompas.com - 15/06/2015, 02:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk mempermudah menyeimbangkan harga gas, pemerintah sebaiknya menunjuk agregator tunggal dan pilihannya tidak kepada swasta, namun BUMN energi seperti Pertamina.

"Idealnya agregator gas cukup satu saja. Dengan begitu akan memiliki daya tawar terhadap produsen gas supaya tidak ada permainan harga," kata mantan Sekjen Kementerian ESDM Djoko Darmono kepada media di Jakarta, Minggu (14/6/2015).

Menurut dia, sangat pantas bila pemerintah menunjuk Pertamina selaku agregator tunggal karena merupakan BUMN milik Pemerintah

Djoko menilai, Pertamina memiliki portofolio yang kuat pada gas, baik di tingkat internasional maupun domestik.

"Dengan begitu, Pertamina akan mampu menjamin suplai gas, baik melalui produksi sendiri maupun impor," kata Djoko.

Sementara itu, pengamat ekonomi Universitas Indonesia (UI), Muslimin Anwar, mengingatkan konsep pemerintah melibatkan swasta menjadi agregator gas bukanlah pilihan yang tepat. Sebab, agregator gas akan memiliki peranan strategis dalam mengelola pasokan dan permintaan (supply dan demand), serta menyeimbangkan harga gas dan mengembangkan jaringan infrastruktur.

"Saya optimistis, Pertamina dapat menormalisasikan harga gas dengan cara melalui agregasi produk gas upstream yang saat ini dimilikinya. Di samping itu, Pertamina juga memiliki, mengembangkan, dan mengelola existing infrastruktur gas seperti LNG, Regas, FSRU, Pipelines, CNG dan SPBG," kata Muslimin Anwar.

Dia menambahkan, pasar di Indonesia terbagi pada beberapa pulau dan sumber daya. Maka itu, sudah saatnya pemerintah menerapkan konsep agregator gas untuk mengamankan pasokan, mengelola fluktuasi permintaan dan memastikan harga dalam batas kewajaran.

"Agregator gas memiliki lima peranan, yaitu sebagai supply management, demand management, agregate price, developing infrastructure network dan trading platform. Sehingga agregator tunggal membuat pengelolaan gas bisa lebih terkendali," kata Muslimin.

Dia mengingatkan, sebagai perusahaan yang 100 persen dimiliki oleh negara, Pertamina sangat tepat ditunjuk Pemerintah menjadi agregator gas.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Whats New
Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemnaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemnaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Whats New
Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan Kami Bawa ke Kejagung

Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan Kami Bawa ke Kejagung

Whats New
5 Tips Mengerjakan Psikotes Gambar Orang

5 Tips Mengerjakan Psikotes Gambar Orang

Work Smart
Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Whats New
Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com