Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut Pelindo: Yang kayak Cacing Kepanasan Terus Rapat Siapa? Bukan Saya

Kompas.com - 22/06/2015, 13:30 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Direktur Utama Pelindo II RJ Lino tak merasa bersalah atas lambatnya proses dwell time di Pelabuhan Tanjung Priok yang membuat Presiden Joko Widodo geram. Lino justru menuding para menteri yang terkesan "kebakaran jenggot" setelah Presiden mengancam akan mencopot menteri hingga petugas lapangan.

"Buktinya, setelah begitu, yang kayak cacing kepanasan terus rapat siapa? Bukan saya kan? Bagian yang ditegur Presiden itu langsung rapat. Saya kan nggak rapat," sindir Lino sebelum menemui Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/6/2015).

Presiden Jokowi sebelumnya geram lantaran dwell time di Pelabuhan Tanjung Priok masih belum mencapai target. Saat ini, proses keluarnya peti kemas hingga meninggalkan pelabuhan di pelabuhan itu masih selama lima setengah hari. Padahal, pemerintah menargetkan 4,7 hari. (Baca: Menko Perekonomian: Presiden Sangat Kecewa...)

Karena kesal, Jokowi pun mengaku tak segan mencopot siapa saja, termasuk menteri yang dinilainya tak mengupayakan perbaikan waktu tunggu barang itu. (baca: Rini: "Dwelling Time" Itu Salah Kami Bersama)

Setelah itu, setidaknya tiga menteri langsung menggelar rapat dan melakukan jumpa pers satu hari setelahnya. Mereka adalah Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, dan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel. (Baca: Pengusaha Minta Jokowi Copot Direktur Pelindo II)

Lino mengaku, hingga saat ini, memang belum ada petugas lapangan yang dicopot oleh Presiden. Namun, Presiden sudah mengutus Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi untuk turun ke lapangan mencari persoalan lamanya proses dwell time itu.

Lino sendiri telah melaporkan bahwa delapan kementerian dan lembaga yang seharusnya saling berkoordinasi di bawah kantor pelayanan satu pintu tidak berfungsi. Pasalnya, para petugas yang seharusnya menjalankan persoalan izin hingga karantina sehari-hari tidak pernah ada.

"Nggak ada kaitannya tambah lapangan sama dwell time. Mau tambah 1.000 hektar pun nggak ada gunanya kalau barang itu tidak bisa keluar. Saya sendiri nggak suka karena di pelabuhan. Saya dapat uang bukan dari lamanya barang di pelabuhan, tetapi saya dapat uang dari bongkar muat," kata Lino. (Baca: Atasi "Dwell Time", Pengoperasian Terminal Satu “New Priok” Dimajukan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com