Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontraksi Pertumbuhan Ekonomi Hal Biasa

Kompas.com - 24/06/2015, 20:12 WIB


KOMPAS.com - Kontraksi pertumbuhan ekonomi adalah hal yang biasa. Sama seperti di Indonesia, kata Presiden Direktur PT Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat, kontraksi bisa terjadi lantaran faktor internal maupun eksternal. "Kontraksi adalah hal biasa," katanya pada Rabu (24/6/2015) di Kantor Harian Kompas, kawasan Palmerah Selatan, Jakarta.

Menurut Irwan Hidayat, kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo melalui pembangunan bidang infrastruktur memang membawa risiko kontraksi tersebut. Menurut Irwan, bentuk kontraksi itu bisa bermacam-macam. "Ada yang tidak senang. Ada yang terkejut karena belum terbiasa," katanya.

Catatan yang dihimpun Kompas.com menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai dengan akhir 2015 bakal tak menyentuh target. Realisasi pertumbuhan ada di kisaran angka 4,7 persen ketimbang bidikan 5,2 persen. "Tapi, mesti diingat, kontraksi juga terjadi karena pengaruh eksternal," imbuh Irwan.

Kendati demikian, Irwan mengaku optimistis, pada bagian akhir nanti, kontraksi akan berbuah manis. Paling tidak, pertumbuhan ekonomi akan makin membaik. "Penerimaan pajak akan lebih tertata," tutur pria berkacamata itu.

Kedatangan Irwan Hidayat ke Kantor Harian Kompas untuk memberikan bantuan dana Rp 150 juta untuk penderita gizi buruk di Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam kesempatan itu, pihak Harian Kompas yakni Wakil Pemimpin Umum Rikard Bagun dan Wakil Pemimpin Redaksi Trias Kuncahyono menjumpai Irwan Hidayat. Dana sebesar itu disalurkan melalui Dana Kemanusiaan Kompas (DKK). Dana itu diterima oleh Direktur DKK yang juga Sekretaris Redaksi Harian Kompas Muhammad Nasir.

Menurut Nasir, DKK memang memunyai alokasi bantuan untuk mengatasi masalah gizi buruk di empat kabupaten di NTT. Dua di antaranya ada di Kabupaten Sumba Barat dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Sarihusada Ilustrasi anak gizi buruk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com