Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Perketat Aturan Main Importasi Ban

Kompas.com - 13/07/2015, 21:09 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan memperketat aturan importasi ban, dengan penerbitan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 45 Tahun 2015. Pengetatan aturan importasi ban dilakukan untuk melindungi konsumen dan industri dalam negeri.

Direktur Impor, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Thamrin Latuconsina mengatakan, aturan baru ini lebih ketat dibanding beleid lama yaitu Permendag 40 Tahun 2011. Dalam aturan lama, persyaratan untuk pelaksanaan importasi ban hanya berupa kewajiban bagi importir melakukan verifikasi di pelabuhan muat.

Sementara, dalam Permendag 45/2015, ada beberapa instrumen tambahan seperti, aturan pelabuhan yang bisa digunakan menerima impor ban, kewajiban penetapan Importir Terdaftar (IT), dan Importir Produsen (IP), Surat Persetujuan Impor (SPI) dengan lampiran rekomendasi dari Kementerian Perindustrian, serta menyertakan Nomor Pendaftaran Barang (NPB) dan sertifikat produk penggunaan tanda standar nasional industri (SPPT SNI).

Adapun pelabuhan yang bisa digunakan untuk importasi ban yakni Pelabuhan Belawan-Medan, Tanjung Priok-Jakarta, Tanjung Perak-Surabaya, Semayang-Balikpapan, Soekarno Hatta-Makassar, serta Sorong-Papua. "Kenapa Kemendag menetapkan kebijakan terbaru dengan berbagai instrumen yang lebih berat? Hal ini karena dalam beberapa tahun terakhir data impor ban cukup tinggi," ucap Thamrin, di Jakarta, Senin (13/7/2015).

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, impor ban dari tahun 2010 hingga 2014 mengalami peningkatan volume. Pada tahun 2010 impor ban sebanyak 102.110 ton dengan nilai 414,6 juta dollar AS. Pada tahun 2011, impor ban mencapai 121.132 ton (nilai 562,3 juta dollar AS). Pada tahun 2012 impor ban sebanyak 141.642 ton (733,7 juta dollar AS).

Adapun impor ban pada 2013 tercatat sebanyak 144.227 ton (590,6 juta dollar AS). Sedangkan pada tahun lalu volume impor ban meningkat menjadi 176.308 ton (513 juta dollar AS).

Nilai impor cenderung turun meski volume terus meningkat karena harganya yang anjlok. "Kalau kebijakan ini bisa diimplementasikan dengan baik,  tren impor akan turun kisaran 2-5 persen untuk tahun pertama," lanjut Thamrin.

Thamrin menambahkan, selain karena peningkatan volume impor dalam lima tahun terakhir, kebijakan ini juga dikeluarkan untuk memberikan perlindungan terhadap konsumen, lantaran adanya kewajiban untuk menyertakan SPPT SNI, serta bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri. Sebagai catatan, sepuluh negara suplier ban Indonesia yakni Jepang, China, Thailand, Singapura, Korea, Brazil, India, Amerika Serikat, Spanyol, serta Malaysia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan

Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan

Whats New
Pemerintah Kaji Skema KPR Subsidi Buat Pekerja Gaji Rp 8 Juta-Rp 15 Juta

Pemerintah Kaji Skema KPR Subsidi Buat Pekerja Gaji Rp 8 Juta-Rp 15 Juta

Whats New
Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Whats New
KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Pelaku Penyelundupan Manusia di Perairan Teluk Kupang

KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Pelaku Penyelundupan Manusia di Perairan Teluk Kupang

Whats New
Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat

Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Hijau , Rupiah Melemah

IHSG Berakhir di Zona Hijau , Rupiah Melemah

Whats New
Rugi Sepatu Bata Bengkak 79,6 Persen Sepanjang 2023

Rugi Sepatu Bata Bengkak 79,6 Persen Sepanjang 2023

Whats New
Dilapokan ke KPK karena Dugaan Laporan Kekayaan Tidak Wajar, Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan

Dilapokan ke KPK karena Dugaan Laporan Kekayaan Tidak Wajar, Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan

Whats New
Simak 10 Jenis Pekerjaan 'Work From Anywhere' Paling Dicari Perusahaan pada 2024

Simak 10 Jenis Pekerjaan "Work From Anywhere" Paling Dicari Perusahaan pada 2024

Work Smart
Ingin Sukses? Hindari Tiga Kalimat Toksik Ini!

Ingin Sukses? Hindari Tiga Kalimat Toksik Ini!

Work Smart
Mendagri: Manajemen Tata Kelola Bawang Putih Kurang Bagus

Mendagri: Manajemen Tata Kelola Bawang Putih Kurang Bagus

Whats New
Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Whats New
Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Whats New
Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com