Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Antam Masih Bisa Lebih Murah

Kompas.com - 31/07/2015, 12:37 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Di tengah penantian kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS), minat investor mengoleksi emas cenderung lesu. Tak heran, harga emas spot diperkirakan akan terus melorot hingga tutup tahun ini.

Mengutip Bloomberg, kemarin sore harga pengiriman emas Desember 2015 di Commodity Exchange turun 0,73 persen  menjadi 1.085 dollar AS per troy ounce. Siang ini, pukul 11:02 WIB, harga emas di pasar spot kembali melemah menyentuh 1.084,85 dollar AS per troy ounce

Analis SoeGee Futures Alwy Assegaf memperkirakan, perhatian pelaku pasar akan fokus pada kebijakan The Fed dan dollar AS. Mereka akan menanti kenaikan suku bunga, sehingga emas akan ditinggalkan dulu. "Koreksi harga emas bisa berlanjut hingga akhir tahun ini. Emas bisa menyentuh kisaran 968-1.000 dollar AS per troy ounce," katanya, Kamis (30/7/2015).

Analis Esandar Arthamas Berjangka Tonny Mariano juga menilai, tren bearish harga emas masih berlanjut. Setidaknya, jelang kenaikan suku bunga AS yang diperkirakan September nanti, emas spot bisa turun hingga level US$ 1.050 per ons troi.

Nah, penurunan emas spot  umumnya berimbas negatif pada pergerakan harga emas batangan PT Antam. Namun, karena saat bersamaan nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar AS, sehingga emas batangan stagnan.

Kemarin (30/7/2015), logam mulia ukuran 1 gram seharga Rp 547.000 per gram, tak beranjak dari posisi akhir pekan lalu. Asal tahu saja, mata uang Garuda hampir menyentuh Rp 13.500 per dollar. Ini level termurah sejak 1998. Hari ini, Jumat (31/7/2015), harga emas Antam belum bergerak.

Prediksi Alwy, harga emas Antam cenderung stagnan hingga akhir tahun ini. Maklum, meski emas spot terpukul menjelang kenaikan suku bunga AS yang diprediksi September 2015, rupiah juga bisa  jeblok ke Rp 13.500. Kondisi ini menyebabkan harga emas Antam tetap mahal.

Harganya diperkirakan naik tipis ke Rp 540.000 hingga Rp 550.000 per gram. "Maka, investor sebaiknya menahan diri untuk beli," kata Alwy.

Jangan terburu-buru

Tapi, saat akhir tahun, emas Antam berpeluang turun lagi ke Rp 530.000-Rp 540.000. Saat itu, rupiah diperkirakan lebih kuat, sebab ekonomi domestik berpeluang membaik pada semester kedua tahun ini. Mata uang Garuda bisa kembali ke Rp 13.300 per dollar AS. "Saat harga jatuh lagi di akhir tahun ini, investor jangka panjang bisa mulai koleksi emas Antam," saran Alwy.

Tonny mengakui, saat ini, sulit membaca arah pasar yang cenderung bergerak berdasarkan rumor yang berkembang mengenai The Fed. Makanya, jangka pendek, ia menebak, pergerakan harga emas Antam masih akan stagnan antara Rp 545.000-Rp 550.000 per gram.

Namun, di jangka panjang Tonny melihat, peluang harga emas batangan lebih murah lagi. Menurutnya, jika emas spot semakin murah saat kenaikan suku bunga The Fed, emas Antam bisa turun ke bawah Rp 530.000 per gram.

Itu sebabnya, ia menyarankan investor bersabar dan jangan terburu-buru masuk. "Beli ketika harga jatuh ke bawah Rp 530.000. Itu sudah murah," ujar Tonny. (Dwi Nicken Tari, Namira Daufina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satgas Judi Online Belum Mulai Bekerja, Pemerintah Masih Susun Formula

Satgas Judi Online Belum Mulai Bekerja, Pemerintah Masih Susun Formula

Whats New
Penyaluran Kredit Ultra Mikro Capai Rp 617,9 Triliun di Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Ultra Mikro Capai Rp 617,9 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Whats New
[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com