Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-kericuhan, Hari Ini Produksi di Cepu Belum Kembali Normal

Kompas.com - 02/08/2015, 21:11 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Sehari pasca-kericuhan pada Sabtu (1/8/2015) kemarin, produksi minyak di Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur, belum kembali normal. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan potensi penurunan produksi akibat kericuhan itu antara 50.000 dan 55.000 barel per hari (bph).

Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Indonesia Erwin Maryoto mengatakan, saat ini ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) terus berkoordinasi erat dengan Tripatra-Samsung, kontraktor Engineering, Procurement, and Construction (EPC) 1, polisi, dan pemerintah untuk menginvestigasi masalah tersebut. Investigasi dilakukan antara lain untuk mengukur tingkat kerusakan akibat kericuhan tersebut.

"Kajian awal menunjukkan sedikit atau tidak, ada dampak terhadap fasilitas Proyek Banyu Urip," ucap Erwin melalui keterangan tertulis, Minggu.

Ia mengatakan, kegiatan konstruksi EPC 1 dan kegiatan commisioning akan dilanjutkan kembali bila keadaan sudah aman. EMCL berharap agar produksi yang dihentikan, yakni EPC 1 dan EPC 5, bisa dimulai hari ini.

"Aktivitas di EPC 5 diharapkan dimulai kembali secepatnya," kata dia.

Secara terpisah, Direktur Jenderal Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Kementerian Tenaga Kerja Haiyani Rumondang mengatakan telah berkomunikasi dengan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial (Disnakertransos) Kabupaten Bojonegoro terkait kericuhan di Cepu. "Dinas mengamati dengan baik, apa sih persoalannya," kata Yani dihubungi Kompas.com, Minggu.

Yani mengatakan, berdasarkan laporan sementara dari Disnakertransos Bojonegoro, kericuhan dipicu oleh akses keluar karyawan pada jam makan siang. Hari ini belum ada kabar terbaru dari Disnakertransos Bojonegoro. Menurut Yani, kemungkinan dinas di kabupaten tengah melakukan pengecekan langsung ke lapangan.

"Kami dengar Senin akan ada rapat. Tapi kami belum dapat undangannya. Kami cuma pesan ke dinas supaya dimonitor terus," kata Yani.

Kerusuhan di proyek minyak Blok Cepu dipicu kemarahan ribuan karyawan hingga merusak kantor dan mobil. Keributan terjadi sekitar pukul 12.00-12.30 WIB bertepatan dengan waktu istirahat karyawan proyek minyak Blok Cepu. (Baca: Kerusuhan di Blok Cepu karena Ribuan Pekerja Sulit Keluar Makan Siang)

Akibat insiden itu, operasi kerja di area EPC 1 dan 5 dihentikan. Produksi pun turun. (Baca: Rusuh, Aktivitas di 2 Area Kerja Blok Cepu Dihentikan)

Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu mengatakan, Kementerian ESDM masih terus melakukan langkah-langkah normalisasi. Pemerintah daerah Bojonegoro, polisi, dan sejumlah pihak terkait akan melakukan pertemuan untuk menuntaskan segala sesuatu terkait insiden tersebut.

"Senin akan diadakan rapat lanjutan untuk memulihkan kondisi yang terganggu akibat insiden ini," ujar Djoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com