Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geram terhadap Impor Garam, Menteri Susi Mengadu ke Jokowi

Kompas.com - 06/08/2015, 12:50 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kekesalan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti atas keputusan Kementerian Perdagangan yang menerbitkan izin impor garam untuk industri akhirnya disampaikan ke Presiden Joko Widodo, Kamis (6/8/2015).

Susi mengadukan kekhawatirannya atas nasib petani garam lokal yang akan merugi akibat gempuran garam impor tersebut. Susi menuturkan, impor garam harus diawasi betul agar tak sampai merugikan petani. Pasalnya, saat ini impor yang rencananya akan dibuka pemerintah sampai 2,2 juta ton. Padahal, kebutuhan industri hanya cukup 1,1 juta.

Sisa lebih garam impor itu ditakutkan Susi akan mengalir ke konsumsi rumah tangga yang menjadi pasar garam lokal. "Melebihi yang dibutuhkan industri akhirnya masuk ke pasar lokal untuk aneka pangan dan lain sebagainya ini mestinya dijaga dan yang selalu terjadi setiap kali adalah mereka masuk pada saat panen raya ini yang saya pikir ya jangan begitu lah," kata Susi usai dipanggil Presiden Jokowi di istana kepresidenan, Kamis (6/8/2015).

Dia menjelaskan, perusahaan importir sah-sah saja mengangguk keuntungan. Namun, pemerintah harus mengontrolnya karena menurut Susi pemerintah juga sudah menggelontorkan banyak uang untuk program pemberdayaan petani dan peningkatan kualitas garam lokal.

Pemerintah pun sudah menyuntikkan penyertaan modal negara (PMN) kepada PT Garam. Total seluruh anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk industri lokal ini mencapai sekitar Rp 600 miliar. "Pemerintah akan buang uang banyak, bukan sedikit," kata dia.

Menurut Susi, Presiden Jokowi saat ini tengah mempelajari izin impor garam itu. Dia yakin Jokowi akan berpihak pada kebutuhan nelayan lokal. Dia pun meminta agar Kementerian Kelautan dan Perikanan bisa dilibatkan dalam setiap pemberian izin impor garam, selain Kementerian Perdagangan.

Dalam waktu dekat, Susi juga berencana membentuk badan audit yang akan mengawasi pelaksanaan impor garam yang mulai dilakukan sejak 30 Juni lalu itu. "Misal, Asahi impor sekian, kita juga mau tahu PT apa impor. Yang bukan industri kalau bisa tidak boleh impor," ucap Susi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com