Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Gebrakan" Rizal Ramli, Garuda Didesak Batalkan Pembelian Airbus A350

Kompas.com - 13/08/2015, 15:23 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Baru sehari menjabat sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli langsung melakukan "gebrakan" yang mengejutkan. Dia meminta agar PT Garuda Indonesia Tbk membatalkan penambahan pesawat.

Dia mengaku telah menggagas pembatalan rencana pembelian pesawat Airbus A350 oleh Garuda Indonesia.

(Baca: Garuda Indonesia Borong 90 Pesawat Senilai Rp 266 Triliun)

"Minggu lalu, saya ketemu Presiden Jokowi. Saya bilang, Mas, saya minta tolong layanan diperhatikan. Saya tidak ingin Garuda bangkrut lagi karena sebulan yang lalu beli pesawat dengan pinjaman 44,5 miliar dollar AS dari China Aviation Bank untuk beli pesawat Airbus A350 sebanyak 30 unit. Itu hanya cocok untuk Jakarta-Amerika dan Jakarta-Eropa," ujar Rizal Ramli di Kantor Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Kamis (13/8/2015).

Menurut dia, rute internasional yang akan diterbangi oleh Garuda Indonesia tidak menguntungkan. Pasalnya, saat ini, maskapai di kawasan ASEAN yang memiliki rute internasional ke Amerika Serikat dan Eropa, yaitu Singapore Airlines, punya kinerja keuangan yang kurang baik.

Hal yang sama juga terjadi pada Garuda Indonesia. Menurut dia, rute internasional Garuda ke Eropa selalu membuat maskapai BUMN itu merugi karena tingkat keterisian penumpangnya hanya 30 persen. Oleh karena itu, ketimbang mengembangkan bisnis penerbangan rute internasional, lebih baik Garuda membeli pesawat Airbus A320 dan memilih fokus menguasai bisnis penerbangan domestik dan regional Asia.

"Kita kuasai dulu pasar regional lima sampai tujuh tahun ke depan. Kalau sudah kuat, baru kita hantam. Presiden setuju (pembatalan pembelian pesawat Airbus A350), dan kami panggil direksi (Garuda), dan batalkan supaya ganti," kata Rizal.

Baca juga: Menteri Rini Larang Pihak Lain Intervensi Garuda, Termasuk Menko Kemaritiman.

Rizal mengaku memiliki hubungan emosional dengan Garuda Indonesia. Pasalnya, saat dia menjabat sebagai Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid, Garuda saat itu tak mampu membayar utang kepada konsorsium bank Eropa sebesar 1,8 miliar dollar AS.

Saat itu, kata dia, pihak Eropa mengancam akan menyita semua pesawat Garuda. Akhirnya, dia mengirim surat grasi ke Frankfurt, Jerman, untuk balik menuntut konsorsium bank Eropa itu karena menerima bunga dari kredit dengan ekstra 50 persen.

Setelah dituntut balik, akhirnya para bankir meminta damai dan sepakat merestrukturisasi utang Garuda. Karena pengalaman itulah, Rizal tak mau Garuda membeli perawat Airbus A350 untuk penerbangan ke Amerika dan Eropa. Terlebih lagi, kata dia, dana pembelian itu juga meminjam dari China Aviation Bank.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Vice President Corporate Communication Garuda Indonesia M Ikhsan Rosan mengatakan bahwa Garuda sebenarnya belum memutuskan akan membeli Airbus A350 atau tidak.

Saat ini, kata dia, Garuda masih pikir-pikir apakah akan memakai Airbus A350 atau Boeing 787. Meski begitu, perusahaan sebenarnya masih pada tahap penjajakan. "Memang kemarin di Paris ada tanda tangan, tetapi namanya masih letter of intention," kata dia saat dihubungi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com