Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan Bantah "Bentrok" dengan Mendag soal Rencana Impor 300.000 Sapi

Kompas.com - 21/08/2015, 03:28 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan bahwa stok sapi nasional saat ini berjumlah 198.000 ekor dan dianggap cukup untuk tiga hingga empat bulan ke depan. Sementara itu Kementerian Perdagangan (Kemendag) justru berencana mengimpor sapi pada kuartal IV-2015 sebanyak 200.000 hingga 300.000 ekor sapi.

Namun, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman membantah telah terjadi "bentrok" kebijakan dengan Menteri Perdagangan Thomas Lembong terkait rencana impor sapi tersebut.

"Nah ini, ini bukan bentrok. Ini memang harus dijelaskan (ke publik)," ujar Amran usai konferensi pers di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Kamis (20/8/2015).

Menurut dia, rencana Menteri Thomas Lembong mengimpor sapi sebanyak 200.000 hingga 300.000 ekor itu ditujukan untuk stok triwulan I-2016 nanti. Sebab, sapi yang akan didatangkan adalah sapi bakalan atau sapi yang tidak siap potong, melainkan harus dipelihara terlebih dahulu.

Namun, meski sapi impor itu nantinya akan disiapkan untuk stok tahun depan, Kementerian Pertanian tetap akan mengkaji terlebih dahulu rencana tersebut. Ini disebabkan impor sapi 200.000 hingga 300.000 ekor itu belum tentu sesuai dengan kebutuhan dalam negeri.

Saat ditanya apakah Kementerian Pertanian sudah memberikan rekomendasi kepada Kementerian Perdagangan terkait impor sapi itu, Amran tak mau mengungkapkannya. "Rahasia dong," kata Amran singkat.

"Ini jangan sampai dibilang bentrok. Cobalah kalimatnya 'kok bapak sinergi banget sih dengan Menteri Perdagangan'. Karena kalau menahan impor menyayangi petani, kalau impor menjaga harga, menjaga inflasi. Coba ditulis 'Menteri Perdagangan begitu damai dengan Menteri Pertanian'. Di bawahnya tulis lagi 'damai itu indah'," ucap Amran sembari tersenyum dan berlalu meninggalkan wartawan.

Saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan, rencana pemerintah untuk membuka keran impor sapi lebih besar di kuartal-IV adalah untuk memberikan kerugian finansial kepada para penimbun.

"Karena ketika kita guyur ke pasar, harga akan anjlok dan yang timbun itu akan mengalami kerugian finansial cukup berat. Jadi, itu sementara ini pembicaraan kita," ujar pria yang akrab disapa Tom itu, Selasa.

Usai Lebaran harga daging sapi bukannya stabil cenderung turun, namun justru meroket. Di Jabodetabek, harga daging sapi menyentuh Rp 120.000 per kilogram. Harga ini menyebabkan sebagian pedagang memilih untuk mogok berjualan, sehingga sempat terjadi kelangkaan daging sapi di pasaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com