Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Sesi, IHSG Langsung Melorot di Bawah Level 4.400

Kompas.com - 21/08/2015, 09:22 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal perdagangan Jumat (21/8/2015) langsung terdampar di zona merah, dengan berada di bawah level 4.400.

IHSG dibuka turun 40,24 poin ke posisi 4.401,67. Hingga sekitar pukul 09.15 WIB, indeks melorot 70,45 poin (1,59 persen) ke posisi 4.371,46. Tercatat 162 saham bergerak turun, dan hanya 23 saham naik. Adapun nilai transaksi mencapai Rp 431,75 miliar dengan volume 443,01 juta lot saham.

Hari ini IHSG diperkirakan kembali tertekan di tengah penurunan bursa saham secara global. Indeks mencoba bertahan dari pelemahan ke bawah level 4.300-an.

Pada perdagangan kemarin, tekanan jual kembali mendominasi perdagangan saham dalam volume dan nilai transaksi yang relatif tipis. IHSG kembali terkoreksi 42,331 poin (0,94 persen) tutup di 4.441,911.  Ini merupakan koreksi dalam tiga sesi perdagangan berturut-turut. Sementara bursa global tadi malam juga turun.

Tekanan jual mendominasi seluruh bursa utama global. Indeks Eurostoxx di kawasan Euro terkoreksi hingga 2,21 persen di 3.353,48. Di Wall Street indeks DJIA dan S&P masing-masing koreksi 2,06 persen dan 2,11 persen tutup di 16.990,69 dan 2.035,73. Ini merupakan koreksi terbesar sejak Februari 2014. Perekonomian AS yang terus membaik kembali meningkatkan spekulasi kenaikan tingkat bunga The Fed dalam waktu dekat.

Di sisi lain resiko pasar global meningkat karena kekhawatiran perlambatan ekonomi Tiongkok. Risiko pasar yang cenderung meningkat dipicu tren penguatan dollar AS yang berdampak buruk bagi rupiah akan mendominasi sentimen pasar pada perdagangan akhir pekan ini. Penguatan dollar AS juga telah menekan harga sejumlah komoditas primer yang berakibat buruk bagi saham pertambangan, energi, dan perkebunan.

Pergerakan IHSG hari ini juga akan dipengaruhi data awal aktivitas manufaktur China. Menurut Riset First Asia Capital IHSG diperkirakan akan kembali tertekan dan menguji support di 4.375.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com