Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Impor Sapi Pemerintah Jokowi Dikritik

Kompas.com - 22/08/2015, 13:35 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana pemerintah menambah kuota impor sapi dengan jumlah sekitar 200.000 hingga 300.000 dikritik oleh kalangan pengusaha. Langkah itu dinilai bertentangan dengan cita-cita kemandirian pangan.

Ketua Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia Ismed Hasan Putro mengatakan, padahal tiga provinsi di Indonesia mengalami surplus sapi potong. Tiga provinsi itu adalah Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Bali. "Kenapa impor? Kenapa enggak ngambil dari tiga daerah yang surplus sapi itu?" ujar Ismed di salah satu restoran di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (21/8/2015).

Ismed mengakui bahwa langkah tersebut tidak dilakukan karena biaya distribusi melalui laut sangat mahal. Bahkan, Ismed mengaku biaya distribusi dari tiga provinsi itu ke Jakarta dua kali lipat lebih mahal dari distribusi sapi dari Australia ke Jakarta. "Saya pernah itu ngirim sapi, bentuk per ekor sampai dalam bentuk beku. Biaya pengiriman lebih mahal dari pada ngirim bentuk serupa dari Darwin ke Jakarta," ujar Ismed.

Lantas, apa solusinya? Ismed berpendapat percepatan pembangunan sistem tol laut bisa menjadi solusinya. "Tol laut program Jokowi harus bisa menjadi solusi. Tim ekonomi Jokowi harus benar-benar memikirkan ini demi tercapainya kemandirian pangan nasional," ujar Ismed.

Diberitakan, Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong berencana menerbitkan lebih banyak lagi izin impor sapi sampai akhir tahun untuk menekan harga daging yang masih tinggi. Thomas menyebut siap menerbitkan izin impor antara 200.000 -300.000 ekor sapi. "Untuk sisa tahun ini kita mungkin bisa impor 200.000-300.000 ekor sapi,” ujar Thomas di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (18/8/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com