Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Harga Minyak Mentah Jatuh, Pertamina Mengaku Belum Ada Keuntungan

Kompas.com - 25/08/2015, 20:42 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Harga minyak mentah dunia yang jatuh menyentuh level terendah 6,5 tahun ternyata belum memberikan keuntungan bagi BUMN minyak dan gas bumi (migas) PT Pertamina (Persero). Sebagaimana diketahui, di New York Mercantile Exchange, kontrak minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengantaran Oktober ditutup pada 38,24 dollar AS atau turun 2,21 dollar AS (5,5 persen). Sementara, minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Oktober melemah 2,77 dollar AS ( 6,1 persen) menetap di posisi 42,69 dollar AS per barrel, setelah sempat turun ke level 42,23 dollar AS yang merupakan posisi terendah sejak Maret 2009. “Belum ada keuntungan karena dihitung dari harga crude rata-rata sebulan, tiga bulan, dan enam bulan, serta kurs rata-rata periode yang sama,” kata Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang dihubungi Kompas.com, Selasa (25/8/2015).

Ahmad mengatakan, harga bahan bakar minyak (BBM) baik jenis solar maupun premium yang ditetapkan pemerintah saat ini belum memberikan keuntungan. “Harga sekarang masih belum masuk,” kata dia.

Ahmad menambahkan, memang harga minyak mentah di pasar dunia saat ini turun. “Tapi rata-ratanya masih berapa, atau turun berapa persen?” tanya Ahmad.

Demikian juga dengan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, yang terus tersungkur hingga menyentuh 14.000. “Turunnya crude apakah sudah bisa mengkompensasi kenaikan kurs?” imbuh Ahmad.

Berdasarkan perhitungan formula Indonesia Crude Price (ICP), Tim Harga Minyak Indonesia menyatakan, harga rata-rata minyak mentah Indonesia bulan Juli 2015 mencapai 51,81 dollar AS per barrel, atau turun 7,59 dollar AS per barrel dari 59,40 dollar AS per barrel pada Juni 2015.

Sepanjang Juli 2015, harga rata-rata minyak mentah WTI (Nymex) turun 8,9 dollar AS per barrel. Harga rata-rata minyak mentah patokan WTI pada Juni di level 59,83 dollar AS per barrel, dan melorot pada Juli di level 50,93 dollar AS per barrel.

Adapun harga rata-rata minyak mentah Brent di ICE turun 6,99 dollar AS per barrel, dari 63,75 dollar AS per barrel pada Juni 2015 menjadi 56,76 dollar AS per barel pada Juli 2015. Sementara itu, sepanjang Juli 2015, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS turun 1,67 persen. Bedasarkan data Bloomberg, kurs rupiah per 1 Juli 2015 di level 13.316 per dollar AS, dan melemah di level 13.539 per dollar AS pada 31 Juli 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com