Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turis Asing Banyak Kelas "Backpacker", Lemahnya Rupiah Tak Genjot Pariwisata

Kompas.com - 27/08/2015, 06:39 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Pengusaha bisnis travel Anton Thedy mengaku bahwa depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tidak terlalu memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).

Selama ini muncul asumsi, jika rupiah lebih rendah maka melancong ke Indonesia menjadi lebih murah. Kenyataannya, hal tersebut tidak terjadi.

“Sebenarnya dari dulu orang yang dari luar negeri ke kita itu kelasnya backpacker. Kelas atas sudah habis difilter Malaysia dan Singapura. Yang sampai ke sini kelas backpacker,” ucap Anton, dalam diskusi bertajuk "Rupiah Terkapar, Bagaimana dengan Bisnis?" di Jakarta, Rabu (26/8/2015).

Buktinya, kata Anton, meski kurs rupiah sudah melorot dari 12.000 menjadi 14.000 per dollar AS, angka kunjungan wisman tidak naik signifikan. Anton menilai, ketersediaan infrastukur menjadi pertimbangan wisman dalam menentukan destinasi wisata.

“Kesulitan infrastruktur membuat tujuan wisata kita hanya Bali yang tersohor di kalangan turis. Padahal kita punya daerah wisata lain yang tidak kalah indahnya dengan Bali,” tutur Anton yang merupakan pendiri TX Travel.

Dalam kesempatan sama, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance, Enny Sri Hartati membenarkan bahwa pariwisata sebenarnya merupakan sektor yang tepat dan cepat mendatangkan devisa, di tengah melemahnya kurs.

“Masalahnya kita hanya menjual murah. Padahal yang dibutuhkan kenyamanan. Makanya, yang ke sini kelasnya backpacker. Kalau ini dibenahi, kita justru akan ambil strategi kayak China mendevaluasi mata uang,” tutur Enny.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan, penguatan mata uang dollar AS menguntungkan sektor pariwisata. Menurut dia, dengan penguatan nilai mata uang dolar AS menjadikan wisatawan mancanegara bisa lebih banyak menikmati atraksi dan pilihan wisata lainnya. (Baca: Menteri Pariwisata: Dollar Menguat Untungkan Sektor Pariwisata)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com