Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luar Jawa dan Sumatera Juga Butuh Kereta Api!

Kompas.com - 27/08/2015, 10:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepertinya, kita harus sering-sering mengingatkan pemerintah dalam pembangunan infrastruktur kereta api. Lihat saja peta Indonesia. Dari lima pulau besar dari 17.504 pulau yang ada di Indonesia, pembangunan kereta api selama ini hanya terkonsentrasi di Jawa dan Sumatra.

Pemerintah bukannya tidak tahu fakta tersebut. Atau, kenyataan bahwa geliat roda ekonomi sangat butuh angkutan kereta yang mempunyai banyak keunggulan, seperti memiliki jalur khusus hingga bebas macet, atau biayanya lebih murah dibanding moda transportasi darat yang lain.

Buktinya, pemerintah sudah membuat master plan pengembangan kereta api nasional dengan tiga prioritas, yaitu prioritas I (2015-2019), prioritas II (2020-2024), dan prioritas III (2025-2030). Prioritas I alias proyek dengan target pengembangan antara 2015-2019, fokus pada pengembangan beberapa kota penting di luar Pulau Jawa .

Deputi Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Luky Eko Wuryanto mengatakan, kereta api lebih efisien. Tak cuma dalam hal ramah lingkungan, tapi juga membuat pemerataan wilayah dan tata ruang kota lebih rapi.

Selain itu, pemerintah harus diingatkan atas perkataannya sendiri. Sebab, awal tahun ini, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan pernah menyampaikan di rapat badan anggaran DPR bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di proyek kereta api hanya dipakai untuk membangun rel di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Kata Jonan, tak ada dana dari APBN untuk proyek kereta api cepat.

Di samping terkesan tak terlalu penting, proyek kereta cepat juga mahal. Minister Kedutaan Jepang di Indonesia Kijima Yoshiko menuturkan, dengan menggunakan hitungan di Jepang, pembangunan biaya kereta api cepat Jakarta–Bandung membutuhkan biaya 4,86 miliar dollar AS. Dengan hitungan kurs rupiah Rp 13.000 per dollar AS saja, nilai itu setara dengan
Rp 63,18 triliun!

Bayangkan jika uang triliunan itu digunakan untuk membangun proyek-proyek di luar Sumatra dan Jawa. Berapa proyek yang bisa ter-cover?

Keinginan pemerintah
Pihak China mengaku, bisa saja mereka menggarap proyek-proyek kereta di luar Jawa atau Sumatra. Namun, kata Yang Yong, General Manager Asia China Railway Corporation, pemerintah Indonesia meminta proyek kereta cepat Jakarta–Bandung. “Masa tidak kami penuhi permintaan studi kelayakan? Masa kami malah mengerjakan di luar yang diminta?”
ujar Yang.

Yang jelas, naga-naganya proyek kereta api cepat memang belum akan dimulai tahun ini. Deputi Sarana dan Prasarana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Dedy S. Priatna mengklarifikasi, tahun ini hanya ada dua proyek kereta.

Pertama, proyek kereta api di Kalimantan Timur untuk pengangkutan barang. Investor utama berasal dari Rusia dengan nilai sekitar 3,5 miliar dollar AS. Kedua, proyek kereta ekspres Bandara Soekarno-Hatta. Nilai investasi kereta ekspres ini diperkirakan Rp 24 triliun.

Luky menambahkan, dua daerah yang benar-benar membutuhkan jalur kereta api adalah Sulawesi dan Papua. Barangkali Sulawesi lebih mendingan karena ruas jalur Makassar–Pare-Pare sepanjang 145 kilometer sudah groundbreaking. “Tapi Papua belum sama sekali,” tutur Luky.

Hanya, Kepala Subbagian Humas dan Kerja Sama Luar Negeri Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Joice Hutajulu memberi catatan, nilai proyek di setiap wilayah memang masih bisa berubah. Sebab, di samping belum semua wilayah lolos dari tahap studi kelayakan, karakteristik geografis juga sangat menentukan biaya pembangunan konstruksi di lapangan.(Andri Indradie, Silvana Maya Pratiwi , Tedy Gumilar)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com