Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Evaluasi Akuisisi Blok di Luar Negeri

Kompas.com - 28/08/2015, 11:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ambisi PT Pertamina memproduksi 600.000 barrel oil ekuivalen per day (boepd) pada 2025 dari blok migas di luar negeri masih jauh panggang dari api. Pasalnya, kini perusahaan pelat merah ini tengah mengencangkan ikat pinggang dan mengurangi aktivitas blok migas di luar negeri. Bahkan mereka ingin mengevaluasi akuisisi blok di luar negeri.

Corporate Secretary PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Wahidin Nurluzia mengungkapkan, ini dilakukan lantaran harga minyak terus melorot ke level 40 dollar AS per barrel, aktivitas Blok 11.1 di Vietnam dan blok migas di Malaysia dikurangi. "Kami kurangi aktivitas pengeboran dan eksplorasi karena belum jelas kandungan migasnya," ungkap dia kepada Kontan, Kamis (27/8/2015). Sementara untuk blok migas di Australia dan Irak, Wahidin tak mau berkomentar lantaran PHE tidak menangani dua blok di dua negara itu.

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menambahkan, meskipun aktivitas dikurangi, namun produksi di blok migas, Irak, Malaysia, dan Aljazair masih tetap sesuai harapan. "Produksi dari tiga blok itu 70.000 barrel per hari," kata dia.

Informasi saja, rata-rata produksi minyak Pertamina 200.000 bph.

Dia menyatakan, rencana-rencana akuisisi blok migas yang sempat didengungkan mantan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan karena  saat itu harga minyak tinggi, kurs rupiah bagus. 

"Sekarang kami review lagi, maksimalkan produksi yang sekarang, dan produksi dalam negeri kami pertahankan. Jadi kami tidak stop akuisisi blok migas," ungkap dia.

Menurutnya, kebijakan pembelian blok migas ini  berefek positif  karena produksi di luar negeri berkontribusi 30 persen dari produksi minyak Pertamina.

Asal tahu saja, sejak tahun 2012 lalu, Pertamina berhasrat ingin menjadi pemain global. Yakni pada 2012 lalu mengincar delapan blok migas yang tersebar di Myanmar, Thailand dan Vietnam. Lalu ada rencana akuisisi blok di Venzuela. Bahkan juga akan masuk ke Afrika.

Kebijakan blunder
Namun, Pengamat Energi dari Universitas Gajah Mada Fahmi Radhi menilai, akuisisi blok migas di luar negeri yang dilakukan Pertamina sebagai sebagai blunder. "Sekarang hasilnya tidak jelas, sedangkan dana sudah keluar," ungkap dia.

Dia menyatakan, saat itu memang Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan berambisi agar Pertamina bisa bersaing dengan Petronas. Padahal kondisi Pertamina dan Petronas sangat berbeda. "Petronas diberikan kepercayaan penuh mengelola blok di dalam negeri oleh pemerintahnya. Pertamina tidak punya kemampuan di dalam negeri, tapi berani ekspansi ke luar negeri," kata dia.

Fahmi minta pemerintah memberikan kesempatan lebih besar ke Pertamina untuk mengelola blok migas yang habis kontrak. "Nah, buktikan dulu di  Blok Mahakam, kalau berhasil baru ekspansi ke luar," ungkap mantan  anggota tim anti mafia migas ini. (Febrina Ratna Iskana, Mimi Silvia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Whats New
Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Whats New
Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Whats New
Keluar di Gerbang Tol Ini, Bekasi-Yogyakarta Hanya 8 Jam 8 Menit

Keluar di Gerbang Tol Ini, Bekasi-Yogyakarta Hanya 8 Jam 8 Menit

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Sabtu 4 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Sabtu 4 Mei 2024

Spend Smart
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Bagikan Pompa Irigasi Gratis di Jawa Timur

Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Bagikan Pompa Irigasi Gratis di Jawa Timur

Whats New
OJK Cermati Aksi Jual Saham oleh Asing di BEI

OJK Cermati Aksi Jual Saham oleh Asing di BEI

Whats New
Sekjen ASEAN Ucapkan Selamat atas Capaian Proses Aksesi Indonesia ke OECD

Sekjen ASEAN Ucapkan Selamat atas Capaian Proses Aksesi Indonesia ke OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com