Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi RI Lesu, Rizal Ramli Kritik Pihak yang Salahkan Dunia Internasional

Kompas.com - 31/08/2015, 12:32 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli memberikan kuliah umum di depan mahasiswa baru Universitas Mercu Buana, Jakarta Barat, Senin (31/8/2015). Dalam pidatonya, Rizal menyinggung kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sedang mengalami perlambatan.

Mantan Menteri Koordinator Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu mengkritik segelintir pihak yang selalu menyalahkan faktor eksternal sebagai penyebab merosotnya ekonomi Indonesia saat ini. Padahal, sejak satu setengah tahun lalu, dia sudah memberi peringatan bahwa kondisi ekonomi Indonesia sudah dalam posisi "lampu kuning" dan berpotensi menjadi merah.

"Sayangnya, kita kurang gesit memperbaiki faktor-faktor makro-ekonomi yang lemah. Kita sering menyalahkan faktor di dunia internasional, faktor The Fed (rencana bank sentral AS menaikkan suku bunga), faktor Malaysia (kisruh politik), faktor Korea, faktor Tiongkok (pelemahan ekonomi). Sudah saatnya kita hentikan menyalahkan faktor-faktor luar itu," ujar Rizal.

Dia menjelaskan, kondisi ekonomi "lampu kuning" satu setengah tahun lalu yang dia maksud ialah terjadinya empat defisit yang terdiri dari neraca pedagangan, defisit neraca transaksi berjalan, defisit pembayaran, dan defisit anggaran.

Menurut dia, para pengambil kebijakan saat itu gesit membuat kebijakan-kebijakan sehingga dampak pelemahan ekonomi global bisa dibendung. Bagi Rizal, kekuatan ekonomi suatu negara ditentukan oleh fondasi dalam negerinya. Bahkan, dia menganalogikan kondisi perekonomian layaknya kondisi badan manusia. "Kalau badan kita sehat, daya tahan tubuh kuat. Kalau ada virus apa pun, kita tetap jadi negara hebat," kata dia.

Dia memberikan berikan contoh negara-negara yang memiliki fondasi ekonomi kuat sehingga tak terlalu berdampak dengan pelemahan ekonomi global. Negara tersebut ialah India yang perekonomiannya masih mampu tumbuh 7 persen dan Filipina yang awalnya diremehkan ternyata pertumbuhan ekonominya mampu tumbuh 7,5 persen pada tahun ini.

"Jadi, kita hentikan menyalahkan dunia internasional. Kita perbaiki daya tahan tubuh di dalam negeri karena saat krisis itu artinya juga ada kesempatan perbaikan," ucap dia.

Baca jiuga: Fuad Bawazier: Struktur Industri RI Seperti Tukang Jahit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com