Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Astra International Mulai Injak Gas

Kompas.com - 15/09/2015, 10:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjualan otomotif PT Astra International Tbk (ASII) membaik pada bulan Agustus di segmen kendaraan roda dua dan roda empat. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), ASII menjual 48.949 unit kendaraan, naik 28,57 persen dibandingkan penjualan bulan sebelumnya.

Secara keseluruhan, penjualan mobil domestik pada Agustus 2015 sebanyak 90.534. Dengan demikian, pangsa pasar mobil ASII Agustus mencapai 54 persen. Market share ini melonjak ketimbang pangsa pasar mobil Astra bulan Juli, yang sebesar 42 persen. Dalam delapan bulan pertama tahun ini, ASII menjual 334.833 unit mobil. Adapun, penjualan di pasar domestik pada delapan bulan pertama 671.641 unit. Berarti, pangsa pasar kendaraan roda empat ASII 50%.

Tira Adianti, Hubungan Investor ASII mengatakan, meningkatnya penjualan mobil di Agustus akibat hari kerja yang lebih panjang dibandingkan bulan Juli. Maklum, Juli 2015 banyak hari libur karena Lebaran. "Di samping itu, produk-produk baru kami mulai mengisi pasar," ujarnya, Senin (14/8/2015).

Sedangkan penjualan kendaraan roda dua ASII mencapai 430.953 unit selama Agustus 2015. Ini merupakan penjualan tertinggi motor Astra sepanjang tahun 2015. Tidak hanya sisi penjualan, pangsa pasar motor ASII juga tercatat yang tertinggi sepanjang tahun secara bulanan. Pangsa pasar motor Astra di bulan Agustus sebesar 69 persen.

Adapun, penjualan motor domestik tercatat sebanyak 622.089 unit.Pada bulan Juli, pangsa pasar motor perseroan hanya 66 persen. Sepanjang Januari-Agustus 2015, Astra telah menjual 2,84 juta unit kendaraan roda dua. Sedangkan penjualan sepeda motor domestik sekitar 4,21 juta unit. Berarti, pangsa pasar sepeda motor ASII saat ini sekitar 67 persen.

Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memproyeksikan, penjualan motor tahun ini sekitar 6,4 juta-6,5 juta unit. Tahun lalu, pangsa pasar motor ASII tercatat 64 persen. Penjualan otomotif menyumbang porsi terbesar pada pendapatan ASII.

Per Juni lalu, pendapatan bersih segmen otomotif mencapai Rp 48,47 triliun atau 52,40 persen dari total pendapatan bersih ASII senilai Rp 92,50 triliun. Pendapatan segmen otomotif ini melorot 11,57persen ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 54,81 triliun. Pada semester pertama tahun lalu, kontribusi pendapatan otomotif ASII mencapai 53,98 persen.

David Sutyanto, Analis First Asia Capital, mengatakan, penjualan mobil dan motor ASII bulan Agustus banyak tertolong momentum penjualan pameran otomotif, seperti Indonesia International Motor Show (IIMS) dan Gaikindo International Auto Show (GIIAS). Astra International juga mulai banyak berinovasi dengan menelurkan beberapa produk baru, baik di kendaraan roda dua maupun roda empat.

Di tengah perlambatan ekonomi yang terjadi, memang ASII mulai banyak memberi promosi dan mendorong produk baru. "Penjualan Agustus otomatis membaik, tapi dari sisi penjualan sepanjang tahun ini, tetap akan turun," kata David.

Maxi Liesyaputra, Analis KDB Daewoo Securities, dalam riset Senin (14/9/2015) mengatakan, dari data Gaikindo penjualan mobil di tahun ini akan turun karena perlambatan ekonomi dalam negeri dan pelemahan nilai tukar. Kemungkinan penjualan mobil nasional hanya akan menyentuh angka satu juta unit.

David menambahkan, sampai akhir tahun laba bersih ASII kemungkinan akan turun 15 persen dari tahun lalu karena perlambatan ekonomi tersebut. ASII masih bisa terbantu dari beberapa proyek infrastruktur yang mulai digenjot seperti proyek jalan tol dan beberapa proyek konstruksi lainnya. David merekomendasikan buy untuk saham ASII dengan target harga Rp 6.500 per saham. Kemarin, harga ASII ditutup stagnan di level Rp 6.125 per saham. (Amailia Putri Hasniawati, Narita Indrastiti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com