Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepercayaan ke Jokowi Runtuh, Anggota DPR Tuding Susi yang Paling Bertanggung Jawab

Kompas.com - 15/09/2015, 19:25 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi IV DPR RI Faksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan menyebutkan, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti adalah orang yang paling bertanggung jawab atas runtuhnya kepercayaan masyarakat kepada Presiden Jokowi. Pasalnya, menurut Daniel, Susi sering mengeluarkan kebijakan yang menyengsarakan rakyat.

"Bila gara-gara ini (kebijakan), dampaknya begitu besar, kepercayaan rakyat dan dunia usaha terhadap Presiden Jokowi runtuh, maka yang paling bertanggung jawab adalah Ibu," ujar Daniel saat rapat kerja dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (15/9/2015).

Lebih lanjut, Daniel menuding kebijakan Menteri Susi telah menimbulkan kesengsaraan berupa pemutusan hubungan kerja (PHK) 637.000 orang. Kata Daniel, angka pengangguran itu di antaranya anak buah kapal (ABK) 103.000 orang, buruh pengolahan ikan 75.000 orang, pembudidaya kepiting dan rajungan 400.000 orang, pembudidaya ikan kerapu 50.000 orang, penangkap benih lobster sebanyak 8.000 orang, dan pembudidaya lobster sebanyak 1.000 orang.

Selain itu, dia juga menuding kebijakan Susi yang tak memberikan surat layak operasi pada kapal-kapal berpotensi melenyapkan total aset Rp 5 triliun. Angka itu diambil dari total aset 2.200 kapal yang tak bisa berlayar akibat kebijakan tersebut. Rinciannya, kapal eks asing 100-500 GT 200 kapal, kapal kayu buatan dalam negeri ukuran 100-300 GT 1.000 kapal, dan kapal cantrang 30-100 GT 1.000 kapal.

Tak habis di situ tudingan Daniel. Akibat 2.200 kapal tak beroperasi, pasokan ikan ke utara Jawa dan Bitung turun 60 persen. Selain itu, dia menyebut ada 20 perusahaan tangkap yang tak bisa beroperasi karena kebijakan Susi itu. "Devisa negara anjlok 772 juta dollar AS. Terdiri dari anjloknya ikan tuna 60 persen sebesar 120 juta dollar AS, udang anjlok 50 persen itu 50.juta dollar AS, cakalang turun 80 persen sebesar 48 juta dollar AS. Termasuk industri olahan anjlok 60 persen sebesar 74 juta dollar AS," kata dia.

Masih minimnya Penerimaan Negera Bukan Pajak (PNBP) sektor perikanan juta tak luput dari kritik Daniel. Saat ini, ucap dia, PNBP baru Rp 30 miliar dari target Rp 1,3 triliun pada 2015. Rentetan kebijakan itu kata dia telah membuat industri perikanan nasional kesulitan.

Namun, kritikan pedas Daniel belum juga terhenti. Seusai bicara sektor perikanan, dia juga mengkritik rencana Susi yang melarang impor garam industri. Menurut dia, jika hal itu dilakukan, industri dasar kimia yang juga menggunakan garam industri akan hancur. "Ibu harus mempertanggungjawabkan dan mengganti kerugian yang dialami dunia perikanan Indonesia di hadapan negara dan rakyat," ucap dia.

Sementara itu, Menteri Susi sendiri terlihat beberapa kali memegangi kepalanya saat mendengarkan kritikan Anggota Komisi IV DPR tersebut. Hingga berita ini diturunkan, rapat masih berlangsung dan Susi belum menjawab berbagai desakan yang mengarah kepadanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com