Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impor Masih Deras, Menteri Susi Malas Tingkatkan Produksi Garam

Kompas.com - 16/09/2015, 16:14 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti mengaku enggan meningkatkan produksi garam nasional utamanya yang diproduksi petani garam, di tengah harga garam yang masih anjlok Rp 200 per kilogram.

“Harga (garam) anjlok, produksi (diusahakan) meningkat, ya ngapain? Kasihan (petani garam rakyat),” kata Susi di kantornya, Jakarta, Rabu (16/9/2015).

Susi menjelaskan, untuk memproduksi garam, para petani garam harus bekerja keras di bawah terik matahari. Sebagai kompensasi dari usaha mereka, Susi ingin agar harga garam maksimal.

“Jadi, jangan sampai harga garam petani ‘diurukin’ garam impor, itu saja,” tegas Susi.

Lebih lanjut Susi menyampaikan, saat ini yang dibutuhkan bukanlah penambahan produksi garam nasional, melainkan peningkatan kualitas. Sayangnya, Susi mengatakan, saat ini Indonesia belum memiliki ‘refinery’ untuk meningkatkan kualitas garam rakyat.

Padahal garam dengan standar industri sangat dibutuhkan untuk beberapa jenis industri seperti industri kimia, industri farmasi, serta industri aneka-pangan. Untuk memperbaiki kualitas ini, Susi berharap PT Garam (Persero) yang sudah mendapatkan suntikan modal bisa berperan.

“Kalau mereka beli alat satu (refinery), paling tidak mereka sudah bisa 100.000 ton (garam rakyat ditingkatkan kualitasnya),” ucap Susi.

Susi menyebut, peran PT Garam (Persero) sangat ditunggu, karena petani garam rakyat juga terkendala dana untuk alat-alat produksi garam. “Petani kebanyakan tidak punya uang yang cukup. Nah, ya mungkin nanti dengan PT Garam yang tampung, PT Garam yang bekerja untuk perbaiki kualitas garamnya,” kata dia.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015, PT Garam (Persero) mendapat Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 300 miliar.

Rencananya, PMN tersebut akan dialokasikan untuk penyerapan garam rakyat dan stabilitasi harga garam senilai Rp 222 miliar, pembangunan pabrik garam olahan senilai Rp 68 miliar, pengembangan geomembran dan teknologi on-farm senilai Rp 7 miliar, dan sisanya untuk pengembangan lahan 5.000 hektare di Kupang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com