Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Garam, Menteri Susi Ajak Pemangku Kepentingan Duduk Bersama

Kompas.com - 16/09/2015, 17:40 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti emoh menanggapi serius kritikan pihak-pihak yang kontra terhadap keinginannya mengurangi impor garam. Menurut Susi, saatnya kini bagi Indonesia untuk bekerja keras meningkatkan kualitas garam petani rakyat, sehingga memenuhi spesifikasi standar garam industri.

Untuk meningkatkan kualitas garam rakyat, Susi bilang kini saatnya bagi pemangku kepentingan duduk bersama. Selain pihaknya, dua kementerian pemangku kepentingan adalah Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian.

Ketiga kementerian perlu menentukan stimulus yang efektif dan tepat sasaran, kata Susi. Adapun stimulus yang dimaksud yaitu teknologi dan kebijakan harga. “Bukan persoalan kemarin orang bilang ‘Hanya gara-gara 70 juta dollar AS Bu Menteri mau menghancurkan industri miliaran dollar AS’. Itu cerita apa? Kan tidak seperti itu!” kata Susi, di kantornya, Jakarta, Rabu (16/9/2015).

Susi lebih jauh mengatakan, pihaknya tidak peduli dengan uang 70 juta dollar AS. “Nasib ribuan petani itu mau jadi apa, kalau hasil produksinya dihargai di bawah cost produksi? Kan tidak mungkin bisa bertahan. Apa kita mau larang profesi petani garam? Dipindahkan, suruh kerja yang lain? Kan tidak mungkin,” kata dia seraya memastikan negara harus hadir.

Susi bilang, negara harus hadir misalnya melalui upaya perbaikan tata niaga. Dia menjelaskan, dengan tata niaga yang benar,  harga garam petani juga akan sesuai dengan yang disyaratkan pemerintah, yaitu sesuai dengan harga pokok pembelian (HPP). “Saat ini keinginan (saya) membatasi impor, (agar) jangan terlalu banyak. Supaya, satu, garam petani tidak jatuh harganya. Kedua, mereka jangan impor pada saat musim panen satu bulan, dan dua bulan setelah panen. Itu saja,” pungkas Susi.

Sebagai informasi harga garam rakyat saat ini masih anjlok hingga Rp 200 per kilogram (kg). Padahal, berdasarkan HPP, harga garam kualitas I mencapai Rp 750 per kg, garam kualitas II Rp 550 per kg, dan garam kualitas III Rp 450 per kg.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com