Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalau Menguntungkan, Kenapa Ilmu Dibagikan di Seminar?

Kompas.com - 19/09/2015, 08:00 WIB
                                              Oleh Ryan Filbert
                                                   @RyanFilbert

KOMPAS.com - Pernahkah Anda mendapatkan sebuah iklan di media cetak atau radio yang menawarkan sebuah strategi bertransaksi di bursa saham dan valuta asing yang tampaknya keren sekali, begitu menguntungkan hingga tampaknya bertransaksi dengan metode yang dijual tersebut bisa menghasilkan keuntungan singkat?

Seminar dan pelatihan itu kadang dijual dengan sangat mahal karena memiliki fitur fantastis: tanpa usaha, duduk manis, bisa menghasilkan keuntungan besar, jelas akan sangat nikmat.
Muncullah sebuah pendapat menarik: bila ada sebuah metode yang begitu menjanjikan keuntungan, apalagi secara cepat, kenapa si pemilik tidak memakainya sendiri, bukankah itu sebuah tambang emas?

Bahkan, andaikan ada sebuah proses kimia yang mengubah batu menjadi emas ditemukan oleh Anda, apakah Anda mau membagikannya?

Dengan pemahaman tersebut, muncul pertanyaan apakah memang iklan yang menawarkan sebuah metode transaksi itu bisa menguntungkan? Apabila menguntungkan seperti janjinya kenapa justru dibagikan?

Saya pun sebagai seorang praktisi di dunia investasi dan juga mengadakan seminar edukasi mengenai investasi dulunya sebelum sedikit memahami dunia investasi selalu bertanya-tanya hal itu. Tentu juga bertanya pada setiap guru-guru yang mengajarkan investasi kepada saya.
Dari sekian banyak versi jawaban, saya kira inilah jawaban yang dapat saya bagikan kepada banyak orang.

1. Dunia pasar modal bukan kimia

"Menurut kamu, Ryan, metode apa yang terbaik di pasar modal untuk membuat kamu menghasilkan keuntungan?" Loh, pertanyaan balik itu membuat saya bingung ketika saya menanyakan kepada seorang guru kenapa mau mengajarkan "ilmu membuat emasnya”.

Dengan beberapa jawaban dari saya, maka dijawablah oleh guru itu, metode terbaik yang menguntungkan di pasar modal adalah metode yang paling banyak digunakan oleh semua orang. Semakin banyak yang pakai maka semakin baik.

Andaikan semua orang berpendapat bahwa harga 1.000 adalah yang termurah, maka semua orang akan membeli di harga 1.000. Tentunya harga tidak bertambah murah dan justru mulai naik menjauhi harga itu.

Justru yang diajarkan oleh guru saya bukanlah hal sangat rahasia, melainkan apa yang sangat umum yang orang gunakan. Sehingga, saya yang belajar dari beliau menjadi sebuah keuntungan ganda bagi sang guru. Sudah dibayar oleh saya untuk mengajarkan, metode tersebut semakin umum dipakai karena telah bertambah satu orang lagi yang akan menggunakannya.

Dalam pasar yang selalu terjadi transaksi jual dan beli, berlaku sebuah keseimbangan, yakni harga selalu mencari keseimbangan baru. Tentunya ini berbeda dengan proses pasti kimia untuk memurnikan emas sehingga tidak bisa disamakan. Sebuah metode pada pasar berbeda dengan rumus rahasia mengubah “batu” menjadi emas.

2. Apa jadinya dunia tanpa penemu

Sebuah penemuan sangat bermanfaat bukan? Tapi apa jadinya bila bola lampu hanya digunakan Thomas Alva Edison untuk dirinya dan keluarganya saja?

Edison tidak akan jauh lebih kaya dari hari ini. Metode yang diajarkan dari satu orang ke orang lain memiliki nilai sosial tentunya, namun bisa saja penemu tersebut tidak menjadi lebih kaya dengan menjualnya kepada orang lain.

Yang menjadi masalah utama dalam sebuah seminar dan metode yang diperjualbelikan adalah apakah metode tersebut secara historis memiliki bukti nyata telah menguntungkan. Atau, justru Anda diajarkan oleh sebuah seminar yang isinya hanya konsep alias teori yang belum pernah diujicobakan. Ini sangat berbahaya, karena Anda menjadi kelinci percobaannya dan perlu bayar pula!

Pada akhirnya, setelah beberapa tahun saya mempelajari banyak metode, tidak ada satupun strategi yang bisa selalu memberikan keuntungan. Strategi dan metode bisa saja salah, namun akan lebih salah bila kita bertransaksi tanpa sebuah strategi atau metode.

Pilihlah kelas atau seminar secara selektif. Jangan-jangan yang mengajarkan Anda tidak pernah bertransaksi di pasar, Anda hanya diberikan teori yang tidak pernah dilakukan olehnya! Jangan terjebak oleh bahasa marketing yang begitu manis seakan bertransaksi pasar itu tanpa risiko.

Salam investasi untuk Indonesia!

dok pribadi Ryan Filbert
*Ryan Filbert merupakan praktisi dan inspirator investasi Indonesia. Ryan memulai petualangan dalam investasi dan keuangan semenjak usia 18 tahun. Aneka instrumen dan produk investasi dijalani dan dipraktikkan, mulai dari deposito, obligasi, reksadana, saham, options, ETF, CFD, forex, bisnis, hingga properti. Semenjak 2012, Ryan mulai menuliskan perjalanan dan pengetahuan praktisnya. Buku-buku yang telah ditulis antara lain: Investasi Saham ala Swing Trader Dunia, Menjadi Kaya dan Terencana dengan Reksa Dana, Negative Investment: Kiat Menghindari Kejahatan dalam Dunia Investasi, dan Hidden Profit from The Stock Market, Bandarmology , dan Rich Investor from Growing Investment.
Di tahun 2015 Ryan Filbert menerbitkan 2 judul buku terbarunya berjudul Passive Income Strategy dan Gold Trading Revolution.
Setiap bulannya, Ryan Filbert sering mengadakan seminar dan kelas edukasi di berbagai kota di Indonesia.
Harapan besar Ryan adalah memberikan sebuah sedikit 'jalan terang' bagi edukasi mengenai investasi agar semakin banyak orang Indonesia yang 'melek' akan dunia investasi dan keuangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com