Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Desa Pendorong Kemandirian Ekonomi

Kompas.com - 21/09/2015, 12:47 WIB


KOMPAS.COM - Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) diharapkan bisa mewujudkan kemandirian perempuan desa dan memberikan warna dan arah dalam perjalanan pembangunan desa. Apalagi, mayoritas warga NU tinggal di perdesaan bekerja sebagai petani, nelaya, usaha mikro kecil dan sektor ekonomi tradisional lainnya.

Demikian disampaikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar saat menjadi narasumber dalam kongres Fatayat NU yang ke-XV Tahun 2015 di Surabaya, Sabtu (19/9/2015). Dalam kesempatan tersebut, Menteri Marwan mengingatkan bahwa hadirnya program pembangunan desa harus benar-benar dimanfaatkan positif oleh warga Fatayat NU untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraannya bersama dengan warga desa lainnya. "Untuk itu sangatlah tepat kiranya Fatayat NU menjadikan 'Penguatan Kemandirian Perempuan Desa' sebagai program utama organisasi," katanya.

Perempuan desa yang mandiri dan berdaya menurut Menteri Marwan merupakan elemen strategis suksesnya pembangunan desa. "Oleh karena itu upaya menguatkan kemandirian perempuan desa perlu didukung sebagai bagian penting dalam pelaksanaan pembangunan desa, menjadi komitmen bersama yang didukung segenap stakeholder pembangunan desa," imbuhnya.

Menurut Menteri Marwan, penguatan kemandirian perempuan desa bisa terwujud melalui berbagai cara. Salah satu cara untuk penguatan kemandirian perempuan adalah aspek ekonomi. "Dari berbagai pengalaman selama ini kita menemukan bahwa sangat sulit membangun kemandirian politik, sosial, budaya atau hukum jika kemandirian ekonomi belum tercapai. Oleh karena itu upaya membangun dan menguatkan kemandirian perempuan desa adalah dengan menguatkan kemandiriannya secara ekonomi," kata Menteri Marwan.

Menurut Menteri Marwan, upaya menguatkan kemandirian perempuan desa secara ekonomi sangat terbuka dilakukan. Perempuan desa, menurut Menteri Marwan, selama ini banyak yang menjalankan usaha desa secara mandiri, seperti industri rumahan (home industry) dan perdagangan skala mikro kecil di pasar tradisional desa.

Namun dari fakta di lapangan, usaha-usaha yang dilakukan perempuan desa tersebut sulit berkembang maju, karena menghadapi berbagai kendala mulai dari kurangnya permodalan, teknik produksi yang masih tradisional, teknik pengemasan yang masih apa adanya, hingga akses pemasaran yang sangat terbatas. "Beranjak dari realitas ini, solusi untuk mengatasi kendala-kendala di atas adalah dengan menguatkan akses dan peluang perempuan desa untuk memperoleh dukungan permodalan usaha dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan (skill) berwirausaha, teknik produksi, pengolahan dan pengemasan dengan peralatan berbasis teknologi modern, serta dukungan pemasaran seluas-luasnya melalui promosi dan jejaring e-commerce," imbuh Menteri Marwan.

Dalam hal ini, pemerintah akan memberikan dukungan yang bersifat stimulan dalam bentuk pelatihan,  pelatihan, sarana prasarana usaha, jejaring pemasaran, dan sebagainya. "Jika kelompok perempuan mampu mengaktualisasikan potensinya menjadi karya nyata dalam wujud usaha produktif yang maju dan mensejahterakan, makin mandiri dan berdaya, maka posisi dan perannya juga akan semakin penting bagi suksesnya pembangunan desa, daerah tertinggal dan transmigrasi. Inilah komitmen dan harapan untuk diwujudkan bersama," tutup Menteri Marwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

Whats New
Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Whats New
Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Whats New
Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Whats New
Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Whats New
Telat Bayar Tagihan Listrik Bisa Kena Denda, Berapa Biayanya?

Telat Bayar Tagihan Listrik Bisa Kena Denda, Berapa Biayanya?

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 20 Mei 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

Harga Bahan Pokok Senin 20 Mei 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Simak, Ini Cara Cek Lolos Tidaknya Seleksi Prakerja 2024

Simak, Ini Cara Cek Lolos Tidaknya Seleksi Prakerja 2024

Whats New
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Senin 20 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Senin 20 Mei 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com