Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Potong Rantai Distribusi Pelumas Mumpung Harga Batu Bara Lesu

Kompas.com - 21/09/2015, 17:27 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani J

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Industri batu bara saat ini tengah lesu. Kondisi ini turut berpengaruh terhadap industri pendukungnya, termasuk bisnis pelumas untuk industri.

Direktur PT Pertamina Lubricant anak usaha dari PT Pertamina (Persero), Gigih Wahyu Hari Irianto, mengatakan pelumas produksi perseroan juga ikut terpukul.

“Sektor tambang turun 20-25 persen. Berbanding lurus dengan itu, permintaan untuk minyak dan turunannya (untuk industri) juga 15-20 persen,” kata Gigih, Senin (21/9/2015).

Pertamina pun menerapkan pemotongan jalur distribusi untuk mempertahankan pangsa pasarnya. Semula, produksi pelumas untuk kawasan Indonesia bagian Timur, termasuk Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan disuplai langsung dari pabriknya di Gresik, Jawa Timur. Kini, mereka mengoperasikan terminal supply point and distribution atau terminal suplai khusus untuk pelumas curah industri.

Terminal yang berdiri di Batakan, Balikpapan, Kaltim ini menjadi bagian dari kebijakan memotong rantai distribusi itu. Hal itu diyakini bisa meningkatkan efisiensi dan layanan distribusi pelumas.

“Kami akan lebih efisien 25 persen, karena hemat ongkos angkut, waktu kirim, jaminan ketersediaan, hingga soal pengadaan drum yang mahal sekitar Rp 200.000 per drum. Kita juga terus mempertahan konsumen besar kami,” kata Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang.

Produk yang didistribusi dari terminal ini terdiri dari pelumas mesin diesel industri putaran tinggi, seperti yang digunakan oleh alat berat dan pembangkit listrik, yakni jenis Meditran SX Plus CI-4.

Selain Meditran SX Plus CI-4 juga ada jenis Meditran S, Meditran SX Plus CI-4, TranslikHD dan Turalik. TranslikHD sendiri merupakan pelumas powershift transmissions dan hidrolik yang dirancang khusus untuk kendaraan off-highway tugas berat.

Sementara itu Manajer Pembelian PT Pama Persada, Hendri Gynjaya, mengatakan, dengan pemotongan distribusi ini justru membuat konsumen seperti perusahaannya bisa bernafas lebih lega.

“Dulu kendalanya banyak, misal menunggu lama karena ombak tinggi. Dengan adanya terminal maka bisa turun 50 persen. Tadinya tiga bulan stok, sekarang 1,5 bulan,” kata Hendri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com