Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizal Ramli Minta Pengembangan "Blok Gas Abadi" Dikaji Ulang

Kompas.com - 21/09/2015, 18:34 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli meminta Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) mengkaji ulang rencana pengembangan Lapangan Gas Abadi, Blok Masela, di Laut Arafuru, Maluku.

Menurut dia, pembangunan pipa gas dari Blok Masela sepanjang 600 kilometer akan lebih menguntungkan daripada membangun terminal gas alam cair terapung (floating) di tengah laut.

"Jadi kami minta, Pak Sekjen ESDM (Teguh Pamudji), Direktur Hulu (Djoko Siswanto), SKK Migas untuk betul-betul mengkaji sebelum betul-betul diputuskan ini. Saya kira, apapun kita harus ambil keputusan yang terbaik buat bangsa ini," ujar Rizal Ramli usai rapat koordinasi terkait Blok Masela di Kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Senin (21/9/2015).

Dia menuturkan, investasi pembangun floating diperkirakan akan menelan biayanya 19,3 miliar  dollar AS. Sementara biaya pembangunan pipa gas kata Rizal lebih murah ketimbang membangun floating diperkirakan hanya menelan dana 14,6 sampai 15 miliar dollar AS.

Selain itu, pembangunan pipa gas juga akan bermanfaat untuk wilayah Aru, Maluku. Aru diprediksi akan menjadi kota besar layaknya Balikpapan karena adanya pipa dan pengolahan gas dari Blok Masela.

"Bahasa sederhananya, dalam 10 tahun kita akan bikin kota, yang mungkin lebih besar dari Balikpapan. Balikpapan kan dulu gara-gara ada Mahakam, ada Total dan ditemukan gas akhirnya kotanya berkembang," kata dia.

Tak cuma itu, Rizal meyakini pembangunan pipa gas 600 kilometer yang diikuti pengolahan gas di Aru akan banyak menyedot tenaga kerja. Pasalnya, lapangan pekerjaan akan terbuka karena pengolahan gas itu.

Dari sisi local content-nya, pembangunan pipa gas dari Blok Masela ke Aru diyakini akan menghidupkan industri penyuplai pipa tersebut.

"Industri kita juga bakal hidup, belum pembangunannya, belum nanti industri downstreamnya yaitu petrochemical, yaitu pabrik pupuk," kata Rizal.

Saat ini hak partisipasi Blok Masela dimiliki Inpex Masela Ltd sebagai operator sebesar 65 persen dan sisanya dimiliki Shell Corporation sebesar 35 persen. Blok Masela juga disebut sebagai lapangan gas abadi lantaran cadangan gasnya mencapai 10,7 TCF. Bahkan, diperkirakan angka itu belum pasti karena potensi gasnya begitu besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com