Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boediono: Penanganan Krisis Harus "Right Man In The Right Place"

Kompas.com - 23/09/2015, 00:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wakil Presiden Boediono mengatakan tindakan pengamanan terhadap datangnya krisis harus diputuskan secara cepat, agar tidak menimbulkan ketidakpastian di kalangan pelaku pasar keuangan dan masyarakat.

"Situasi yang cepat berubah dalam krisis membutuhkan kecepatan pengambilan keputusan. Banyak ketidakpastian selama proses pengambilan keputusan sehingga hal terpenting yang harus dilakukan adalah meminimalkan ketidakpastian," katanya di Jakarta, Selasa (22/9/2015).

Boediono mengungkapkan hal tersebut dalam acara seminar "Managing Financial Turbulence" yang diadakan dalam rangka Hari Ulang Tahun Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ke 10 yang dihadiri oleh mantan Chairman of Federal Deposit Insurance Corporation/FDIC Sheila Bair dan mantan Menteri Keuangan Inggris Alistair Darling.

Ia mengatakan antisipasi terhadap kemungkinan datangnya krisis harus dilakukan sejak jauh hari pada masa normal dan komunikasi antar otoritas terkait pada masa itu harus lebih efektif agar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan informasi yang memadai serta akal sehat.

"Pelajaran berharga ketika terjadi krisis adalah pengambilan keputusan harus diambil oleh right person in the right place dan prosesnya harus dimulai pada saat situasinya normal karena bertahan dari krisis tidak mudah, dan secara realistis kita juga harus meminimalisir cost," ujar Boediono.

Namun, Boediono mengatakan pengambilan keputusan yang didasarkan dengan terburu-buru dan tidak layak, justru makin menjerumuskan dan konsekuensinya malah memberatkan masyarakat seperti ketika terjadi krisis finansial 1997-1998.

"Dalam waktu tiga bulan pada 1997-1998 kita tidak mempunyai kebijakan yang layak, padahal pada waktu itu krisis sudah berlangsung. Situasi pun makin memburuk dan bank-bank terancam. Tapi kita belajar dari periode itu, dan kita lebih baik dalam menangani krisis pada 2008 dengan respon bagus," katanya.

Psikologi pasar

Boediono juga mengingatkan pentingnya untuk menangani psikologi pasar dan mendorong peningkatan komunikasi ketika terjadi krisis, karena salah mengelola ekspektasi dan rumor secara berlebihan maka kepercayaan publik akan hilang.

"Dulu pada November 1997, pemerintah menutup beberapa bank, dalam beberapa jam rumor merebak beberapa bank akan menyusul. Meskipun pada waktu itu, pemerintah telah menjamin simpanan (blanket guarantee), namun masyarakat tetap khawatir. Episode itu memberikan pelajaran risk contagion juga harus diupayakan," jelasnya.

Untuk itu, mantan Gubernur Bank Indonesia itu mengingatkan pentingnya mengambil pelajaran dari berbagai krisis terdahulu agar ketahanan ekonomi lebih siap dalam menghadapi gejolak dan mengatasi berbagai persoalan sosial lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com