Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fadjroel Rachman Jadi Komisaris Utama Adhi Karya

Kompas.com - 23/09/2015, 10:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Adhi Karya Tbk (ADHI) memutuskan untuk mengangkat Muhammad Fadjroel Rachman sebagai komisaris utama perseroan untuk menggantikan Imam Santoso Ernawi. Demikian hasil rapat yang diselenggarakan pada Selasa (22/9/2015).

Sebagai informasi, Fadjroel Rachman merupakan salah satu relawan atau tim sukses Presiden Joko Widodo pada Pemilu 2014 lalu.

Muhammad Fadjroel Rachman adalah seorang peneliti, penulis, pengamat politik, dan aktivis mahasiswa pada tahun 1980-an. Dia lahir di Banjarmasin pada 17 Januari 1964.

Selain mengganti komisaris utama, RUPSLB juga mengganti dua direksi, yakni Supardi digantikan Haris Gunawan, dan Giri Sudaryono digantikan Budi Saddewa Soediro.

Selain mengganti mengubah susunan komisaris dan direksi ADHI, rapat tersebut juga menyetujui penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh melalui PUT I atau right issue sebanyak 1,75 miliar lembar dengan harga Rp 1.560.

Semua dana right issue sebesar Rp 2,7 triliun akan digunakan untuk membiayai sebagian proyek transportasi massa berbasis rel serta stasiun dan properti pendukungnya (LRT).

Berikut susunan komisaris dan direksi ADHI:

Dewan Komisaris:
Mohammad Fadjroel Rachman Komisaris Utama)
Bobby AA Nazief (Komisaris)
Wicipto Setiadi (Komisaris)
Rildo Ananda Anwar
Muchlis R Luddin (Komisaris Independen) Hironimus Hilapok (Komisaris Independen)

Direksi:
Kiswodarmawan (Direktur Utama)
Haris Gunawan (Direktur)
BEP Adji Satmoko (Direktur)
Djoko Prabowo (Direktur)
Budi Sadewa Soediro Direktur)
Pundjung Setya Brata (Direktur)
(Dina Mirayanti Hutauruk)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com