Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mewujudkan Sinergi Pembangunan Berkelanjutan di "Heart of Borneo"

Kompas.com - 29/09/2015, 13:45 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com – Kawasan Koridor Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK) dan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) di Jantung Kalimantan (Heart of Borneo) yang ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2014 – 2034 Kabupaten Kapuas Hulu adalah salah satu cerminan dari prinsip berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau Kalimantan yang tertuang melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 3/2012.

Tujuan pertama RTR Pulau Kalimantan, yaitu untuk mewujudkan kelestarian kawasan konservasi, keanekaragaman hayati, dan kawasan berfungsi lindung yang bervegetasi hutan tropis basah, paling sedikit 45 persen dari luas Pulau Kalimantan sebagai paru-paru dunia.

Saat ini, ketergantungan hulu dan hilir dalam kawasan koridor tersebut sangat tinggi, dengan pertumbuhan populasi penduduk yang terus bertambah, pengelolaan ruang di desa-desa belum terkelola dengan maksimal.

Oleh karena itu, diperlukan suatu perencanaan dan sinergi program antar pihak serta melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan implementasinya. Untuk mendukung strategi perwujudan KSK Koridor diperlukan sinergi kebijakan, rencana dan program, mulai dari tingkat nasional sampai daerah.

“Heart of Borneo (HoB) sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dalam RTR Pulau Kalimantan adalah mandat agar kawasan tersebut selalu dikelola berdasarkan prinsip-prinsip konservasi untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan,” kata Ketua Kelompok Kerja Nasional HoB, Prabianto dalam siaran pers nya, Senin (28/9/2015).

Hal senada juga disampaikan Sekretaris Daerah Kabupaten Kapuas Hulu, Muhammad Sukri. Dirinya menambahkan, untuk mewujudkan fungsi KSK Koridor TNBK – TNDS diperlukan kebijakan tata guna lahan, pembangunan infra struktur hijau termasuk pusat-pusat pertumbuhan yang memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan, menetapkan ketentuan pengendalian dan pemanfaatan ruang, mengatur kelembagaan, serta mengatur hak, kewajiban dan peran masyarakat.

Sementara itu, Kepala Balai Besar TNBK, Arief Mahmud menambahkan, nilai strategis kedua taman nasional, TNBK di bagian hulu dan TNDS di bagian hilir, sebagai penyedia berbagai fungsi ekosistem dan tata guna air menjadi sangat penting untuk diperhatikan sebagai salah satu fungsi penting KSK Koridor TNBK – TNDS.

“Koridor ini menjadi sangat esensial sebagai penghubung, bagi keberlanjutan keanekaragaman hayati, perlindungan ekosistem, flora dan fauna, termasuk spesies kunci di Kabupaten Kapuas Hulu, Orangutan,” lanjut Arief.

Kalimantan Regional Leader, WWF-Indonesia, M. Hermayani Putera mengungkapkan, sinergi pembangunan KSK Koridor ini akan menjadi model pembangunan kolaboratif antara pemerintah pusat dan daerah dalam mencapai pembangunan berkelanjutan di Kalimantan Barat, dalam lingkup wilayah HOB. Kolaborasi partisipatif antar stakeholders membutuhkan strategi pengelolaan yang tepat, dari perencanaan, implementasi, hingga monitoring dan evaluasi.

Dari pertemuan hari ini diharapkan adanya integrasi rencana dan program pembangunan nasional dan daerah di KSK Koridor TNBK-TNDS, serta adanya dukungan dan komitmen dari kementerian terkait untuk mengintegrasikan KSK Koridor TNBK-TNDS dalam rencana program nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com