Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Menteri Keuangan: Kalau Realistis, Anda Enggak Akan Jadi Presiden

Kompas.com - 06/10/2015, 05:29 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Menteri Keuangan era Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Chatib Basri, mengkritik pedas target pertumbuhan ekonomi pemerintahan Joko Widodo.

Menurut dia, target pertumbuhan ekonomi terlampau tinggi dan tak realistis di tengah pelemahan perekonomian global saat ini.

Meski begitu, dia memaklumi bahwa ketidakrealistisan target tersebut merupakan "daya jual" pada setiap gelaran kampanye. Bahkan, kata Chatib, tanpa ketidakrealistisan itu, seseorang tak akan menang dalam pemilihan umum.

"Masalahnya, kalau Anda realistis, Anda enggak akan jadi presiden, tetapi akan jadi dosen. Kalau bilang pertumbuhan ekonomi itu hanya 4,5 persen (saat pemilu), enggak akan ada yang pilih," ujar Chatib dalam seminar ekonomi nasional di Jakarta, Senin (5/10/2015).

Di mata mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu, persoalan saat ini yang dibuat pemerintah adalah mematok target pertumbuhan terlalu tinggi. Akibatnya, ekspektasi masyarakat, termasuk pelaku pasar, begitu besar kepada pemerintah.

Namun sayangnya, ekspektasi besar itu tak sesuai realitas yang terjadi. Pertumbuhan ekonomi ternyata jauh dari yang digembar-gemborkan saat pemilu.

"Yang membuat persolan adalah ekspektasi terlalu tinggi. Orang percaya terjadi perubahan seketika. Saya enggak percaya perubahan drastis. Saya 10 tahun membantu pemerintah. Kalau yang bagus-bagus nanti saja pas laporan pertanggungjawaban, tetapi dalam praktik idealistis," kata dia.

Meski begitu, Chatib mengaku tak pernah pesimistis dengan masa depan Indonesia di bawah bendera kepemimpinan Presiden Jokowi. Baginya, yang mesti diperbaiki adalah kerealistisan itu. Bila itu dilakukan, dia yakin, Indonesia akan terus melangkah maju.

"Tahun 1998, semua orang bicara pertumbuhan ekonomi minus 13 persen, bicara Balkanisasi, orang bilang kita enggak akan bisa pilih presiden karena kita enggak percaya diri dengan pemilihan langsung. Namun, 2008, 10 tahun dari 1998, Indonesia jadi member G-20 tuh. From zero to hero, ini yang harus kita bangun, dan realistis dengan apa yang ada," tandas Chatib dalam seminar itu.

Pada Pemilu 2014 lalu, Presiden Joko Widodo bertekad meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 7 persen. Meski demikian, Jokowi mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen bisa tercapai dengan berbagai persyaratan, antara lain iklim investasi yang kondusif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com