Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membaca Tantangan Industri Tekstil dan Alas Kaki

Kompas.com - 09/10/2015, 12:49 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Investasi di sektor industri khususnya tekstil dan produk tekstil (TPT) serta alas kaki terus tumbuh. Catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada semester I-2015 realisasi investasi sektor TPT tumbuh 58 persen, sedangkan sektor alas kaki melonjak 613 persen, dibandingkan periode sama tahun lalu.

Kendati begitu, Kepala BKPM Franky Sibarani menuturkan, kedua sektor industri yang berkontribusi besar terhadap ekspor tersebut masih menghadapi banyak tantangan. Tantangan pertama adalah bahan baku yang banyak didatangkan dari impor.

“Saat ini banyak keluhan karena biaya produksinya naik, mereka banyak merumahaka, dan berhenti berproduksi,” kata Franky, di Jakarta, Jumat (9/10/2015).

Tantangan kedua, permintaan pasar domestik untuk produk hasil industri TPT dan alas kaki turun, akibat rendahnya daya beli masyarakat. Franky menambahkan, tantangan lain yang masih dihadapi saat ini yakni membanjirnya produk bekas yang masuk ke Indonesia baik legal maupun ilegal.

“Terakhir adalah permasalahan hubungan industrial sehingga mengurangi produktivitas perusahaan,” kata Franky.

Menteri Perindustrian Saleh Husin dalam kesempatan sama menerangkan, banyaknya baju bekas yang masuk ke Indonesia baik legal maupun ilegal berpotensi menggerus industri dalam negeri.

“Yang ilegal dari luar tidak bayar pajak, sementara yang dalam negeri menaati ketentuan. Akhirnya cost ilegal lebih murah,” kata Saleh.

Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong menyebutkan dua sektor industri ini memberikan kontribusi cukup besar terhadap ekspor non-migas RI.

Thomas mengatakan, tantangan perdagangan bebas ke depan makin sengit. Saat ini ada 12 negara yang menguasai 40 persen perdagangan dunia, dengan leader Amerika Serikat.

Di Asia Tenggara, negara-negara yang mask dalam 12 negara tersebut yakni Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Brunei Darussalam. “Vietnam itu pesaing kita langsung. Ini ancaman besar dan nyata,” kata Thom.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com