Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sapi Dibatasi Hanya dari Dua Negara, Impor Daging Dikhawatirkan Membanjir

Kompas.com - 10/10/2015, 02:13 WIB
Bayu Galih

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Industri Agro di Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto, khawatir industri olahan daging akan banyak dibanjiri produk-produk dari luar negeri, seperti dari Malaysia, Vietnam, dan Thailand.

Permasalahan utamanya adalah ketersediaan sapi sebagai bahan baku industri olahan daging Indonesia yang dibatasi hanya dari dua negara, yakni Australia dan Selandia Baru.

Hal tersebut dikarenakan Indonesia saat ini menganut standar bebasis negara (country based) dalam impor sapi dan daging sapi. Ketentuan tersebut diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang menyatakan bahwa impor sapi berdasarkan basis negara atau hanya boleh dari negara yang bebas penyakit mulut dan kuku (PMK).

Panggah menuturkan, kebijakan di Malaysia untuk impor sapi dan daging sapi tidak seketat di Indonesia. Sehingga mereka bisa mendapatkan sumber bahan baku industri olahan daging, yang lebih beragam dan kompetitif.

"Saya khawatir nanti barang-barang olahan masuk dari negara-negara seperti Malaysia dan mungkin Thailand, Vietnam, dan sebagainya," kata Panggah, saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (9/10/2015).

Panggah meminta pemerintah yang berwenang dengan ketentuan importasi ternak mencermati perkembangan industri negara-negara lain, serta bagaimana mereka mampu mencukupi kebutuhan industrinya.

"Saya kira ini yang dinamis (saja). Bukan berarti kita mau menjadi penghambat swasembada, tapi kita harus melihatnya secara dinamis," ucap Panggah.

Dia menambahkan, sebetulnya ada negara-negara selain Australia dan Selandia Baru yang bisa memasok sapi dan daging sapi, seperti India dan Eropa. "Saya pesannya, jangan ini hanya statis gitu lho. Hanya dari Australia dan Selandia Baru. Titik. Tidak ada perkembangan. Ini yang malah bisa menghambat perkembangan (industri)," ujar Panggah.

Dari hasil rapat koordinasi yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, diperhitungkan kebutuhan daging sapi dalam bentuk secondary cut tahun ini sebanyak 23.000 ton. Sementara itu, pada tahun depan diperkirakan kebutuhannya mencapai 24.840 ton atau tumbuh 8 persen sesuai pertumbuhan industri makanan-minuman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com