Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Tahun Lagi, Asia Kalahkan Amerika Utara

Kompas.com - 17/10/2015, 20:59 WIB


KOMPAS.com - Pada lima tahun lagi, Asia mengalahkan Amerika Utara untuk pasar global sistem rantai pendingin. Tahun ini, Amerika Utara masih menguasai 40 persen pasar dunia.

Menurut laman penelitian Global Cold Chain Market Forecast & Opportunities pada Sabtu (17/10/2015), terjadi pula pergeseran konsumsi dunia untuk makanan mudah basi. pada 2020, pasar rantai pendingin dunia diperkirakan tumbuh lebih dari 11 persen Compound Annual Growth Rate (CAGR) selama periode 2015-2020.

Sementara, pada skala regional di ASEAN terkait dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015, Indonesia bakal menjadi lebih terbuka  dan memungkinkan pergerakan barang lebih cepat terhadap pasar negara berkembang lainnya. Mengingat kondisi geografis Indonesia, perdagangan antarpulau yang ketat dan jarak yang jauh untuk mencapai pasar akhir, pasar agribisnis dan rantai pendingin di Indonesia dapat dikelola lebih baik dengan kemampuan teknologi untuk mengatasi permasalahan logistik dan distribusi. Setelah pengusaha lokal membangun jaringan pasokan yang efektif di dalam negeri dengan sistem yang mumpuni, para pelaku industri dapat menerima tantangan pengiriman ke pasar luar negeri untuk melakukan penetrasi ke pasar dan menjajaki peluang global.

Catatan ini mengemuka pada pergelaran Pameran International Indonesia Seafood & Meat (IISM) yang berfokus pada sistem rantai pendingin (cold chain) oleh PT Pelita Promo Internusa (PPI) bekerja sama dengan Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI), Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Kementerian Perindustrian Indonesia. Pada perhelatan kedua sejak 2014, pameran IISM bersinergi dengan pameran International Farming Technology (IFT) 2015 yang merupakan pameran teknologi terkini di industri pertanian. Kedua pameran akan berlangsung bersamaan selama tiga hari mulai dari 15 Oktober hingga 17 Oktober 2015 di Jakarta International Expo, Kemayoran.

"Pameran ini memainkan peran yang strategis dalam menciptakan peluang kerja sama. Selain itu juga memberikan gambaran bagi pemerintah untuk melakukan pemberdayaan industri dengan memanfaatkan teknologi modern sebagai keunggulan daya saing agar tampil lebih prima di pasar rantai pendingin dalam negeri, regional, dan dunia,” ujar Sofianto Widjaja, Managing Director PPI.

Sofianto Widjaja mengatakan pentingnya perusahaan-perusahaan Indonesia untuk memperluas strategi bisnis dan membangun kompetensi yang lebih besar sejalan dengan kemajuan sosial ekonomi negara. “Pembangunan pesat di sistem transportasi Indonesia serta penggalakan proyek-proyek properti industri berskala besar seperti pembangunan gudang pendingin di beberapa provinsi akibat dukungan yang kuat dari pemerintah akan membentuk pertumbuhan Indonesia sebagai pasar impor dan ekspor yang menjanjikan bagi kegiatan rantai distribusi makanan,” katanya.

Secara ringkas, teknologi dan infrastruktur yang berfokus pada rantai makanan dari hulu ke hilir merupakan komponen tak terpisahkan dari sistem rantai pasokan menyeluruh yang memfasilitasi fungsi harmonis dari penawaran dan permintaan di tengah keterbatasan sumber daya atau transportasi. “Implementasi teknologi yang tepat menjamin kelangsungan ketersediaan produk sekaligus menjaga kualitas sesuai yang diinginkan oleh konsumen. Dengan semakin banyaknya pemasok yang mampu memenuhi standar permintaan, keandalan dan keselamatan, akan membuka ekspansi lebih lanjut ke pasar lokal atau luar negeri yang belum terjangkau,"demikian Sofianto Widjaja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com