Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Doing Business" 2016: Singapura Nomor 1, Indonesia Posisi 109

Kompas.com - 28/10/2015, 09:36 WIB
WASHINGTON, KOMPAS.com - Singapura mempertahankan posisinya sebagai negara yang paling mudah untuk melakukan usaha. Demikian  laporan "Doing Business 2016" yang dipublikasikan Bank Dunia, Selasa (27/10/2015) waktu setempat.

Sementara itu, Indonesia masih berada peringkat 109 dari 189 negara yang disurvei, meski berhasil naik 11 peringkat dibandingkan posisi sebelumnya pada 120.

Posisi tersebut masih jauh di bawah peringkat negara-negara ASEAN lainnya seperti Malaysia yang berada di peringkat 18, kemudian Thailand (49), ataupun Vietnam (90).

Laporan tersebut menyebutkan, negara-negara berkembang meningkatkan kecepatan reformasi mereka yang ramah bisnis pada tahun lalu.

Hampir tidak ada perubahan dalam 10 besar negara yang paling ramah berbisnis tersebut.

Selandia Baru tetap di posisi nomor dua, diikuti oleh Denmark ketiga, Korea Selatan keempat, Hongkong kelima, Inggris keenam dan Amerika Serikat ketujuh.

Swedia naik satu tingkat ke posisi nomor delapan, beralih tempat dengan Norwegia yang turun ke posisi kesembilan, dan Finlandia bertahan di tempat ke-10.

Laporan "Doing Business" tahunan Bank Dunia, yang saat ini merupakan tahun ke-13, melihat lingkungan peraturan bagi perusahaan-perusahaan kecil dan menengah guna melihat bagaimana peraturan bisa  menghambat atau membantu dalam melakukan bisnis. Dari memulai dan membayar pajak hingga mendaftarkan harta kekayaan atau properti serta perdagangan lintas batas.

"Sebuah ekonomi modern tidak dapat berfungsi tanpa regulasi dan, pada saat yang sama, itu dapat menjadi terhenti karena peraturan yang buruk dan rumit," kata Kepala Ekonom Bank Dunia Kaushik Basu.

Kemajuan cenderung menurun di antara lima kekuatan "emerging-market" atau negara berkembang pesat yang dikenal sebagai BRICS: Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

China, yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia, turun satu tingkat ke posisi 84. Brazil jatuh ke posisi 116 dari 111,  dan Afrika Selatan turun empat tingkat ke peringkat 73.

Sementara Rusia, yang kesulitan dengan ekonominya yang terpukul oleh penurunan harga minyak dan Sanksi Barat atas konflik Ukraina, naik dalam peringkatnya, menjadi di peringkat 51 dari 54.

India naik ke peringkat 130 dari 134 tahun lalu. Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan, dalam sebuah laporan awal pada Oktober bahwa India telah siap untuk pertumbuhan tercepat diantara negara emerging-market tahun ini, pada 7,3 persen, sebagian berkat reformasi kebijakan.

Dari 189 negara yang disurvei hingga 1 Juni, Bank Dunia menemukan perbaikan dalam kerangka regulasi di 122 dari mereka.

Di antara negara-negara berkembang, 85 melaksanakan 169 reformasi selama tahun lalu tahun, dibandingkan dengan 154 reformasi tahun sebelumnya.

Sementara  di posisi buncit alias negara terburuk untuk berbisnis adalah Eritrea (189).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com