Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS Koreksi Produksi Padi Tahun Ini

Kompas.com - 02/11/2015, 15:16 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Angka Ramalan (ARAM) II produksi padi, jagung, dan kedelai. Produksi padi tahun 2015 berdasarkan ARAM II diperkirakan naik sebesar 5,85 persen dibandingkan produksi tahun 2014.

Produksi padi diperkirakan naik 4,15 juta ton dibandingkan tahun 2014. Secara total, produksi padi berdasarkan ARAM II diperkirakan sebesar 74,99 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).

“Terjadi koreksi penurunan dibandingkan ARAM I, yang sebesar 75,5 juta ton. Hampir 600.000an ton,” ungkap kepala BPS Suryamin dalam paparan hari Senin(2/11/2015).

Koreksi produksi padi pada ARAM II ini pun belum memperhitungkan dampak El Nino untuk produksi September hingga Desember. Sebabnya, estimasi produksi padi berdasarkan ARAM II dihitung dengan dasar luas tanam pada bulan Juli-Agustus 2015.

“Artinya, memang luas tanamnya masih ada. Sehingga untuk September-Oktober kita belum mengoreksi hasilnya seperti apa. Sebab di beberapa daerah yang mempunyai irigasi baik, banyak yang tidak terpengaruh El Nino,” jelas Suryamin lagi.

Lebih lanjut dia bilang, kenaikan produksi padi diperkirakan terjadi karena kenaikan luas panen seluas 380,87 hektare (ha), atau naik 2,76 persen dibandingkan 2014, serta kenaikan produktivitas sebesar 1,54 kuintal per ha atau sekitar 3 persen.

Beberapa provinsi yang mengalami penurunan produksi padi dibandingkan tahun 2014 yaitu Jambi (turun 15,52 persen), Kepulauan Riau (turun 13,47 persen), DKI Jakarta (turun 10,5 persen), Jawa Barat (turun 4,02 persen), serta Bali (turun 0,81 persen).

BPS juga merilis ARAM II untuk produksi jagung tahun 2015. Produksi jagung tahun 2015 diperkirakan naik 4,34 persen dibandingkan tahun 2014, atau naik 820.000 ton.

Produksi jagung tahun 2015 diperkirakan sebanyak 19,83 juta ton. Akan tetapi, produksi jagung ini sedikit lebih rendah dibandingkan ARAM I yang mencapai 20 juta ton.

“Luas panen diperkirakan naik 22.610 ha atau 0,59 persen. Produktivitas diperkirakan naik 1,85 kuintal per ha, atau 3,73 persen,” kata Suryamin.

Peningkatan produktivitas jagung ditengarai di beberapa daerah sentra produksi jagung. Misalnya di Nusa Tenggara Barat (NTB), paska masa panen padi, para petani beralih menanam komoditas jagung.

“Seperti di NTB cukup banyak jagung yang sebentar lagi akan dipanen,” lanjut Suryamin.

Sementara itu, berdasarkan ARAM II, produksi kedelai tahun ini diperkirakan naik 2,93 persen dibandingkan tahun lalu. produksi kedelai diperkirakan mencapai 27.970 ton.

Luas panen kedelai diperkirakan naik 9.160 ha atau 1,49 persen dibandingkan tahun lalu. Adapun produktivitas tanaman kedelai diperkirakan naik 0,22 kuintal per ha, atau 1,42 persen dibandingkan 2014.

“Tapi memang kalau kedelai ini masih jauh dari kebutuhan. Kebutuhannya di atas 1 juta,” kata Suryamin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com