Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dwi Soetjipto Akui Ada Internal Pertamina yang Kurang Kooperatif soal Petral

Kompas.com - 10/11/2015, 08:26 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Penuntasan kasus mafia migas yang menyeret anak usaha PT Pertamina (Persero) terkendala kerja sama di internal BUMN energi itu sendiri. Padahal, ini baru sampai tahap audit forensik.

Masih banyak tahapan selanjutnya hingga Petral Energy Trading (Petral) Ltd. dibubarkan secara legal.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menyampaikan hal tersebut terkait dengan aspek kebocoran informasi yang menjadi temuan dari auditor forensik.

Kebocoran informasi ini merupakan satu dari tiga aspek temuan auditor forensik di samping kebijakan Petral dalam proses pengadaan, serta pengaruh pihak eksternal.

Dwi mengatakan, manajemen akan mengambil langkah lebih jauh bila terbukti ada internal Pertamina yang menyebabkan adanya kebocoran informasi ini. Namun dia menegaskan, hal tersebut masih terkendala data-data dan informasi pendukung.

“Auditor forensik masih belum bisa menggali lebih jauh. Dan orang-orang internal Pertamina masih dalam posisi yang kurang kooperatif di masa audit ini. Kami akan melanjutkan penelitian lebih lanjut,” kata Dwi dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin (9/11/2015).

Dwi menambahkan, akibat adanya tiga aspek termasuk kebocoran informasi tersebut ditengarai pengadaan crude dan produk menjadi tidak efisien.

Dwi lebih lanjut berharap, audit forensik dan komitmen untuk melikuidasi Petral Group akan memberikan dampak ke depan.

“Bagaimana kita bisa menjadikan ini sebagai pelajaran bagi siapa saja di perusahaan ini. Tentu saja, kami akan mengambil langkah sesuai ketentuan,” ucap Dwi.

Proses likuidasi Petral Group sendiri ditargetkan oleh pemegang saham dalam hal ini Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) rampung April 2016.

Namun Dwi menuturkan, apabila dalam perjalanannya ditemukan hal-hal yang masih janggal, bukan tidak mungkin proses audit akan diperpanjang, termasuk persoalan hukumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com