Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Topik Penting Menteri Marwan dengan Gubernur Ehime

Kompas.com - 14/11/2015, 18:14 WIB

KOMPAS.com - Ada tiga topik penting dalam pertemuan antara Gubernur Prefektur Ehime, Jepang, Tokihiro Nakamura dengan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Menteri Desa) Marwan Jafar. Ketiga topik itu adalah kerja sama pengembangan One Village One Product (OVOP) dengan pemerintahan Ehime.

Dua topik lainnya dalam kunjungan lima hari Menteri Marwan ke Jepang sejak Rabu (11/11/2015) adalah transfer pengetahuan dan informasi. " Kami juga mengundang investor dari Ehime untuk berinvestasi di Indonesia," kata Menteri Marwan saat memberikan sambutan, di Matsuyama, Ehime.

Hubungan antara Jepang dan Indonesia sangat panjang. Karena itu, Menteri Marwan mengingatkan untuk memperkuat kerja sama yang dimungkinkan untuk pengembangan desa di Indonesia. "Hubungan Indonesia dan Jepang ke depan perlu dikuatkan kembali ke arah yang lebih jelas," ujarnya.
 
Di indonesia, ujar Marwan, banyak peluang yang bisa dikerjasamakan dengan Jepang di bidang infrastruktur, pertanian, dan lain-lain.  "Kita ada 122 kabupaten tertinggal yang harus diperhatikan serius. Ada 419 kawasan tansmigrasi. Ada 17 ribu desa yg sangat tertinggal yang masing punya potensi ekonomi," kata Marwan.

Selain itu, kata Menteri Marwan, Indonesia punya  sekitar 5 juta usaha kecil dan menengah (UKM) di desa-desa. "Nanti ke depan akan kita tindaklanjuti lebih teknis," katanya.

Sementara itu, Gubernur Tokihiro Nakamura mengapresiasi kunjungan Menteri Marwan ke Ehime. Menurut dia, sejauh ini ada sejumlah kerja sama yang telah dilakukan antara Indonesia dengan Jepang. Salah satunya, bantuan mobil ambulans ke Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan. "Ehime punya banyak produk. Kita bisa dikerjasamakan di sektor produk," ujarnya.

Pertanian dan perikanan

Wilayah Matsuyama memiliki banyak industri. Termasuk pembuatan kapal, kimial, penyulingan minyak, dan produk kertas serta produk tekstil. Di samping itu, ada juga industri pertanian dan perikanan dengan produk terkenal jeruk dan mutiara.

Dalam kesempatan tersebut, rombongan Kementerian Desa bertandang ke Universitas Ehima untuk berdialog dengan mahasiswa. Rombongan juga melihat pertanian jeruk.

Gerakan OVOP muncul di daerah di Jepang untuk mendorong masing-masing desa memunyai keunggulan kompetitif di bidang ekonomi. Provinsi Ehime  dikenal sebagai penghasil jeruk. Buah itu sudah diekspor ke berbagai negara. Gerakan ini dimulai pada 1979 di provinsi Oita, Jepang. Kemudian merembet ke semua provinsi di Megeri Sakura itu.

OVOP yang mengandung semangat pemberdayaan masyarakat desa itu memang sangat mengandalkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta koperasi sebagai ujung tombak.

Namun, seperti yang terjadi selama ini di Indonesia, UMKM kerap terhambat permasalahan klasik, yaitu adanya kesenjangan pemasaran. Produk yang sudah bagus sering kali tidak bisa dijual. Kalaupun bisa terjual, produk-produk UMKM dibanderol murah karena para pengusaha kecil  tidak memunyai akses yang cukup untuk memasarkan produk-produk mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com