Apabila pemerintah tidak meneruskan pemberlakuan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) untuk serat polyester, kelangsungan industri ini akan sangat terancam.
"Terlihat dalam tiga tahun terakhir bahwa rata-rata produsen serat polyester menjual di bawah harga produksi dan selalu mengalami kerugian akibat tekanan harga dari produk impor dumping," jelas Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Racu Shankar, Senin,(23/11/15).
Anjloknya kinerja industri hulu ini disebabkan oleh adanya produk impor asal Tiongkok berikut pembebasan bea masuk anti-dumping.
Selain itu KADI merekomendasikan BMAD dari hasil penyelidikan akhir bahwa adanya praktik dumping di antaranya untuk India sebesar 5-16 persen, kemudian China sebesar 0-13 persen dan Taiwan sebesar 28 persen.
"Ini semua menyebabkan penurunan yang sangat signifikan dalam tiga tahun terakhir (2012-2014)", tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.