Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengadaan Lahan Jadi Persoalan Mendasar Proyek Listrik 35.000 MW

Kompas.com - 20/12/2015, 22:03 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla menargetkan penambahan pasokan listrik sebesar 35.000 megawatt (MW). Akan tetapi, proyek jangka panjang tersebut terganjal pembebasan dan pengadaan lahan yang sulit dirampungkan.

"Persoalan-persoalan yang paling mendasar itu penyediaan lahan. Lingkungan relatif tidak terlalu ada masalah. Masalah pembebasan lahan itu melalui Undang-Undang Pengadaan Lahan untuk Infrastruktur mulai berlaku," kata Direktur Program Pembinaan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Alihuddin Sitompul dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (20/12/2015).

Senada dengan Alihuddin, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menjelaskan, masalah ketersediaan lahan menjadi faktor terpenting dalam jalannya proyek listrik 35.000 MW tersebut.

Hingga kini, sebagian besar lahan belum sepenuhnya bebas dan dapat digunakan untuk pembangunan proyek listrik.

Komaidi menyebut, hampir 70 persen lahan belum siap untuk digarap menjadi proyek listrik. Ada kira-kira 114 persen lahan yang sama sekali belum dibebaskan, sehingga tentu saja proyek listrik 35.000 MW belum sepenuhnya dapat dijalankan.

"Yang paling kritis itu adalah pengadaan lahan. Undang-undang Pengadaan Lahan untuk Kepentingan Umum itu harus ada koordinasi pemerintah pusat dan daerah. Akan tetapi, koordinasi antara pusat dan daerah, apalagi misalnya terkait tanah adat belum ada titik temu. Masih ada 70 persen lahan yang belum siap," ujar Komaidi.

Proyek listrik 35.000 MW dikerjakan oleh swasta sebanyak 25.000 MW dan oleh PLN sebanyak 10.000 MW.

Berdasarkan roadmap, pembangkit yang masuk dalam kedua proyek tersebut yang ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2015 sebesar 3.793 MW, pembangkit sebesar 4.213 MW ditargetkan beroperasi pada 2016, 6.379 MW pada 2017, 9.238 MW pada 2018, dan 19.319 MW pada 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com