Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jangan Naik-Turunkan BBM untuk Pencitraan"

Kompas.com - 25/12/2015, 10:09 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Satya Widya Yudha mengatakan, naik dan turunnya bahan bakar minyak (BBM) merupakan suatu hal yang wajar asalkan pemerintah konsisten dengan periodisasi evaluasi harga, yaitu per tiga bulan atau enam bulan sesuai kesepakatan dengan DPR.

"Jangan menurunkan atau menaikkan di luar kesepakatan periodisasinya, atau hanya didorong oleh pencitraan. Hal ini akan membingungkan masyarakat," kata Satya kepada Kompas.com, Jakarta, Kamis (24/12/2015).

Satya mengatakan, sesuai dengan perintah Undang-undang Dasar 1945, pemerintah tidak menganut sistem ekonomi pasar. (Baca: Harga Premium Turun Jadi Rp 7.150, Solar Jadi Rp 5.950)

Menurut dia, ada saatnya pemerintah memberikan subsidi sehingga harga BBM menjadi lebih rendah dibandingkan harga aktual (dunia).

"Adakalanya juga rakyat mensubsidi pemerintah, sehingga harga BBM-nya lebih tinggi dari harga rata-rata aktual (dunia)," ujar Satya.

Atas dasar itu, lanjut dia, pemerintah dituntut transparan dan konsisten dalam evaluasi kebijakan harga BBM sehingga tidak membingungkan masyarakat.

Hal senada disampaikan Direktur Reforminers Institute Priagung Rakhmanto. Ia menilai bahwa penurunan harga BBM jenis Premium dan Solar yang tak signifikan per 5 Januari 2016 nanti sebenarnya bemula dari inkonsistensi pemerintah mengevaluasi harga.

"Pada saat harga naik tidak dinaikkan, tapi Pertamina disuruh menanggung. Ini kan tidak pada tempatnya, harusnya kan APBN yang nanggung," kata Priagung, Jumat (25/12/2015).

Inkonsistensi pemerintah dalam mengevaluasi harga BBM ini dinilainya menciptakan ketidakjelasan pada publik.

"Memang menjadi tidak jelas. Sebenarnya jadi berapa kalkulasinya, menjadi tidak tahu," kata dia lagi.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui, penurunan harga BBM jenis premium tidak berdampak besar. Sebab, penurunannya hanya Rp 150 per liter. (Baca: Darmin Akui Penurunan Harga Premium Dampaknya Kecil)

Kompas TV Penyebab Harga BBM Turun


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Whats New
Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com