Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efisiensi, Menteri Susi dan Tim Satgas Akan Patroli Laut dengan Pesawat Maritim

Kompas.com - 28/12/2015, 22:43 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pelaksana Harian Satuan Tugas (Satgas) 115 Laksdya TNI Widodo menuturkan, tim satgas akan mengupayakan efisiensi kegiatan operasional pengawasan laut tahun 2016 dengan menghadirkan pesawat maritim.

Hal tersebut sesuai dengan arahan dari Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Widodo menjelaskan, dengan adanya pesawat maritim maka kapal-kapal patroli tidak langsung bergerak ke tengah laut.

"Pesawat maritim ini bergerak dulu melihat potensi pelanggaran, baru kapal bergerak ke sasaran," kata Widodo dalam konferensi pers, di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Senin (28/12/2015).

Menurut Widodo, rencana pengadaan pesawat maritim tersebut kini sedang digodok oleh tim yang ada di Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Dia berharap, segera diputuskan berapa kebutuhan pesawat tersebut dan direalisasikan pengadaannya.

"Sementara sedang proses perhitungannya, kami akan memanfaatkan pesawat patroli maritim yang sudah ada milik Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Kepolisian," ucap Widodo.

Selain berencana mengefisiensikan pengawasan dengan patroli melalui pesawat maritim, Widodo mengatakan tim juga melihat potensi penggunaan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau pesawat nirawak.

Saat ini sejumlah UAV juga sudah dioperasikan untuk patroli di wilayah dengan potensi pelanggaran tinggi.

"Dan kapal-kapal kami siagakan di pelabuhan dekat sana. Jadi, ketika ada sasaran, bisa bergerak cepat. Diharapkan dengan begitu, angka pelanggaran illegal fishing bisa ditekan," ucap Widodo.

Hingga saat ini, sudah sebanyak 107 kapal pencuri ikan yang ditenggelamkan.

Widodo merinci kapal-kapal tersebut yakni, 39 kapal Vietnam, 34 kapal Filipina, 21 kapal Thailand, 6 kapal Malaysia, 4 kapal Indonesia, 2 kapal Papua Nugini, dan 1 kapal China.

"Kerugian dari illegal fishing setahun ini Rp 300 triliun, itu data dari BPK dan dari pernyataan Menteri Susi sendiri. Barangkali akan lebih besar dari perkiraan kita. Makanya harus kita selamatkan," kata Widodo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com