Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Januari 2016, PLN Turunkan Tarif Listrik Nonsubsidi

Kompas.com - 31/12/2015, 15:34 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Sebanyak 12 golongan pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengikuti mekanisme tariff adjustment akan mengalami penurunan tarif per Januari 2016.

Penurunan tarif listrik bervariasi, rata-rata Rp 100 per kilowatt hour (kWh).

Tarif listrik di tegangan rendah (TR), baik untuk rumah tangga, bisnis skala menengah, dan kantor pemerintah skala menengah, turun dari Rp 1.509,38 per kWh menjadi Rp 1.409,16 per kWh.

Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun mengatakan, penurunan tarif karena makro ekonomi (kurs, ICP, dan inflasi) pada golongan TR sebesar Rp 12,3 kWh.  Sedangkan penurunan tarif dikarenakan efisiensi PLN pada golongan TR sebesar Rp 87,92 per kWh.

Sementara itu, tarif listrik di tegangan menengah (TM) untuk bisnis skala besar, kantor pemerintah skala besar, dan industri skala besar, turun dari Rp 1.104,73 per kWh menjadi Rp 1.007,15 per kWh.

Penurunan tarif TM yang disebabkan makro ekonomi sebesar Rp 9,01 per kWh.  Sedangkan, penurunan tarif disebabkan efisiensi PLN sebesar Rp 88,57 per kWh.

Adapun tarif listrik tegangan tinggi (TT) untuk industri skala besar turun dari Rp 1.059,99 per kWh menjadi Rp 970,35 per kWh. Penurunan tarif pada golongan TT disebabkan karena makro ekonomi sebesar Rp 8,64 per kWh, dan karena efisiensi PLN sebesar Rp 81 per kWh.

“Kontribusi terbesar penurunan tarif listrik Januari 2016 dibanding Desember 2015 adalah keberhasilan PLN melakukan efisiensi operasi,” kata Benny melalui keterangan resmi, Jakarta, Kamis (31/12/2015).

Penurunan tarif yang cukup banyak itu, kata Benny, dipengaruhi dua faktor. Pertama, menurunnya nilai kurs dan harga Indonesia Crude Price (ICP) November 2015 dibandingkan Oktober 2015. Pada November 2015, nilai kurs di level Rp 13.673 per dollar AS membaik dibanding Oktober 2015 yang di level Rp 13.796 per dollar AS.

Adapun ICP pada November 2015 di level 41,44 dollar AS per barel, turun dari Oktober 2015 yang mencapai 43,68 dollar AS per barel.

Sementara itu, indeks harga konsumen pada November 2015 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,21 persen, naik tipis dibanding Oktober 2015 yang mencatat deflasi 0,08 persen.

Adapun faktor kedua penurunan tarif listrik, yaitu keberhasilan PLN melakukan efisiensi operasi, yang menyebabkan menurunnya biaya pokok penyediaan listrik (BPP).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com