Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Harga Gabah Sejak Bulan Desember Merangkak Naik

Kompas.com - 04/01/2016, 22:09 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah diminta waspadai perkembangan harga gabah dan beras, di tengah musim kering El Nino dan potensi paceklik dua-tiga bulan ke depan.

Sebabnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga Gabah Kering Panen (GKP) pada bulan Desember 2015 sudah mulai merangkak naik.

Rata-rata harga GKP di tingkat petani tercatat sebesar Rp 5.117,64 per kilogram (kg) atau naik 0,93 persen dibandingkan sebulan sebelumnya.

Ada pun rata-rata harga GKP di tingkat penggilingan tercatat sebesar Rp 5.201,80 per kg atau naik 0,98 persen dibandingkan harga gabah kualitas sama pada November 2015.

"Rata-rata harga beras kualitas medium di tingkat penggilingan sebesar Rp 9.450,66 per kg, naik 1,93 persen dibandingkan November 2015," kata Kepala BPS Suryamin dalam paparan di Jakarta, Senin (4/1/2016).

Beras kualitas medium ini merupakan jenis beras yang paling banyak dikonsumsi masyarakat. Kenaikan harga beras juga terjadi untuk kualitas premium (1,04 persen), dan kualitas rendah (1,9 persen).

Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bustanul Arifin menerangkan, meski waspada, dalam kondisi kritis seperti musim paceklik saat ini pemerintah tidak boleh bersikap panik.

"Ekspektasi dan psikologi pasar harus dijaga sebaik-baiknya. Sebaiknya juga para pejabat tidak bantah-bantahan di depan publik," kata Bustanul kepada Kompas.com, Senin.

Lebih lanjut dia bilang, penyaluran beras sejahtera sebanyak 230.000 ton per bulan, juga jangan sampai terlambat.

Setidaknya, kata dia pemerintah perlu mempersiapkan tiga bulan cadangan beras sejahtera.

"Januari, Februari, Maret harus aman dulu. Ini di luar cadangan untuk operasi pasar (buffer stock), yang juga perlu selalu tersedia," jelas dia lagi.

Sementara itu, terkait rencana pemerintah untuk merealisasikan impor beras lagi dari Vietnam dan Thailand yang besarnya 360.000 ton, Bustanul mengusulkan agar pemerintah tetap memperhatikan panen 2016 yang diprediksikan mundur sebulan.

"Impor beras tidak boleh dilakukan pada periode minus satu dan plus dua bulan. Satu bulan sebelum panen raya dan dua bulan setelah panen raya," pungkas Bustanul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com