Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China "Banjiri" Pasar Finansial dengan Dana Tunai 20 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 05/01/2016, 14:33 WIB
BEIJING, KOMPAS.com - Otoritas China hari ini membanjiri sistem perbankan dengan suntikan dana dalam jumlah terbesar sejak September tahun lalu.

Langkah ini diambil untuk menenangkan bursa saham yang kemarin menimbulkan gejolak besar di pasar keuangan global.

Bank sentral China alias The People's Bank of China (PBOC) telah menyuntikkan 130 miliar yuan (sekitar 20 miliar dollar AS) dalam operasi pasar.  

Langkah itu diambil setelah Senin kemarin (4/1/2016) PBOC memutuskan tidak memperbarui  credit line China Development Bank. Kebijakan ini bisa memicu keresahan investor bahwa bank sentral akan mengambil kebijakan pengetatan moneter.

Alhasil, dalam perdagangan kemarin, harga saham-saham di China terperosok. Pelemahan ini juga dipicu menguatnya kekhawatiran akan pelemahan ekonomi China setelah survei menunjukkan melemahnya sektor manufaktur.

Karena itu, Indeks CSI300 pun terperosok 7 persen dalam sesi perdagangan kemarin siang (4/1/2016). Penurunan  yang drastis menyebabkan otoritas memberhentikan perdagangan hari kemarin.

Sementara itu Indeks Komposit Shanghai melorot 6,8 persen dan Shenzhen Composite melemah 8,1 persen pada perdagangan Senin (4/1/2016).

Hari ini bursa di daratan China bergerak di teritori positif dan negatif. Pelaku pasar tampaknya mengkhawatirkan masalah likuiditas.

Langkah PBOC menggelontorkan yuan dalam jumlah besar ke bursa juga terkait dengan  berlanjutnya aliran dana keluar dari China.

Berdasarkan data Societe Generale, pada kuartal ketiga 2015 lalu, total capital out flow China dalam enam kuartal berturut-turut sudah mencetak rekor di angka 222 miliar dollar AS.

Tekanan arus dana keluar ini, menurut Societe Generale, akan terus menjadi faktor penekan bagi renmimbi (yuan). Karena PBOC tampaknya ingin depresiasi mata uang yang perlahan, maka ia membeli renmimbi di pasar, dan mengakibatkan ketatnya likuiditas.

Hari ini, Reuters melaporkan bahwa PBOC diduga melalukan intervensi untuk menyokong renmimpi setelah bank sentral mematok kurs 1 dollar = 6,5169 yuan. Ini kurs yuan terlemah sejak 2011. (Mesti Sinaga)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com