Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Lesu Rokok Topang Pertumbuhan Penerimaan Bea Cukai 2015

Kompas.com - 08/01/2016, 15:45 WIB
Ramanda Jahansyahtono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) mencatat penerimaan bea cukai tahun 2015 sebesar Rp 180 triliun atau meningkat 10 persen dari tahun lalu yang hanya berada di kisaran Rp 162,4 triliun.

Dari jumlah penerimaan tersebut sebesar Rp 31,9 triliun disumbang oleh bea masuk, Rp 144,6 triliun disumbang oleh pendapatan cukai, dan Rp 3,9 dari bea keluar.

Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi menyebutkan penerimaan DJBC tahun 2015 ini mencapai 92,5 persen dari target APBNP yang berada di angka Rp 195 triliun.

Kata Heru, dari tahun ke tahun, selama lima tahun terakhir rata-rata peningkatan realisasi DJBC ini meningkat sebesar 8,3 persen.

Heru mengatakan, kenaikan penerimaan bea cukai tahun ini adalah intensifikasi pembeaan yang dilakukan di 2015.

"Intensifikasi nota pembetulan, penelitian ulang dan audit. Kegiatan itu menghasilkan penerimaan bea masuk sebesar Rp 1.9 Triliun," ujar Heru di Kantor Pusat DJBC Jumat (8/1/2016).

Dia juga mengatakan, salah satu peningkatan ini juga adalah kegiatan pengawasan di pesisir pantai timur Sumatera. "Wilayah hulu arus masuk barang impor melalui laut," papar Heru.

Pengawasan sangat berkolerasi dengan penerimaan. Mengutip kajian yang dilakukan Universitas Gajah Mada (UGM) bulan Desember 2015, penindakan rokok ilegal di 2015 berkorelasi positif dengan peningkatan penerimaan cukai.

Buktinya, kata Heru, pada tahun 2015, cukai menyumbang Rp 100,3 triliun dari target APBNP atau sebesar 139,5 triliun.

"Penerimaan cukai 2015, sebesar 96 persennya disumbang oleh cukai rokok. Jadi walau penerimaan cukai keluar dan cukai masuk turun, tertutup oleh cukai rokok," ujar Heru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com