Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Anggap saja Bandung Awal dari Kereta Cepat Jakarta-Surabaya"

Kompas.com - 12/01/2016, 12:13 WIB
Ramanda Jahansyahtono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat transportasi Institute Teknologi Bandung, Harun Al-Rasyid mengatakan, pembangunan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung merupakan langkah yang baik bagi pemerintah Indonesia. Pasalnya, keberadaan kereta api khususnya di daerah masih kurang.

"Density atau kepadatan rel kereta kalau kita lihat di peta masih sangat kecil jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga," ujar Harun saat menjadi pembicara di seminar bertajuk "Pembangunan kereta Cepat Bandung-Jakarta, Kebutuhan atau Pencitraan?" Jakarta, Senin (11/1/2016).

Dia mengatakan, dibandingkan jumlah penduduk dan luas daerah, panjang yang rel yang dimiliki Indonesia masih jauh dari cukup. Menurut dia, sekitar dua per tiga rel yang dimiliki Indonesia merupakan warisan dari pemerintahan Belanda.

Saat ini indonesia memiliki rel kereta sepanjang 8.159 km di seluruh Indonesia, dengan 4.969 km masih beroperasi dan 3.190 km tidak beroperasi.

Dampaknya, bisa dilihat dari sebaran moda transportasi kereta api untuk pengangkutan penumpang di Indonesia yang hanya sebesar 7,3 persen.

Di Indonesia, jalan raya masih menjadi moda terbesar yang digunakan dengan lebih dari 80 persen. Pada 2014 total angkut kereta di Jawa sekitar 271.9 juta per tahun.

"Untuk angkutan barang bahkan tidak sampai 1 persen seluruh indonesia," ujar Harun.

Padahal, kata Harun kereta menjadi moda utama di negara-negara maju. "Di Jepang, Eropa atau negara maju lainnya, kereta api jadi kebanggaan dan harga diri. Mereka jadi penopang yang penting," tutur dia.

Selain itu, menurut Harun, kereta api adalah moda yang paling efektif. Mengutip riset dari International Union of Railways  (UIC), kata dia, energi yang digunakan untuk mengangkut orang oleh kereta cepat itu 8,5 kali lipat lebih efektif daripada pesawat atau 4m35 kali lipat dari mobil.

"Sangat efektif. Energinya juga bisa 3 kali lipat lebih efektif dari bus," papar Harun.

Namun, Harun berharap proyek pembangunan kereta cepat ini jangan hanya berhenti hingga Bandung agar bisa efektif. "Anggap saja Bandung adalah awal dari kereta cepat Jakarta-Surabaya," kata Harun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meriahkan HUT Ke-29 Telkomsel, Bank Mandiri Siapkan Diskon Pembelian Nomor Spesial hingga Rp 290.000

Meriahkan HUT Ke-29 Telkomsel, Bank Mandiri Siapkan Diskon Pembelian Nomor Spesial hingga Rp 290.000

Whats New
Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah

Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah

Whats New
Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Whats New
Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Whats New
Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Target Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Target Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Whats New
Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Whats New
Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

Whats New
Proyek Perpanjangan Kereta Cepat Sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Proyek Perpanjangan Kereta Cepat Sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Whats New
Konsumsi Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Jepang Terkontraksi

Konsumsi Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Jepang Terkontraksi

Whats New
Catat, Ini Jadwal Seleksi Sekolah Kedinasan 2024

Catat, Ini Jadwal Seleksi Sekolah Kedinasan 2024

Whats New
Semen Padang Dapat Pengakuan UNESCO, Erick Thohir: BUMN Tulang Punggung Ekonomi

Semen Padang Dapat Pengakuan UNESCO, Erick Thohir: BUMN Tulang Punggung Ekonomi

Whats New
Alfamidi Berencana Membagikan Dividen Rp 155,47 Miliar

Alfamidi Berencana Membagikan Dividen Rp 155,47 Miliar

Whats New
Target Peserta Kartu Prakerja 2024 Tembus 75 Persen, Anggaran Bakal Ditambah?

Target Peserta Kartu Prakerja 2024 Tembus 75 Persen, Anggaran Bakal Ditambah?

Whats New
Cara Daftar Sekolah Kedinasan 2024

Cara Daftar Sekolah Kedinasan 2024

Whats New
Strategi BSI Hadapi Era Biaya Dana Mahal Imbas Kenaikan Suku Bunga Acuan

Strategi BSI Hadapi Era Biaya Dana Mahal Imbas Kenaikan Suku Bunga Acuan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com