Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Datang, Petani Aren di Gorontalo Kembali Bergairah

Kompas.com - 25/01/2016, 16:38 WIB
Kontributor Gorontalo, Rosyid A Azhar

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com – Petani gula aren di Gorontalo, yang sempat susah akibat kemarau panjang, kini bisa tersenyum kembali. Datangnya musim hujan kembali meningkatkan produksi gula merah.

Demikian dikatakan Rustam, petani gula aren yang tinggal di Dulamayo Selatan Gorontalo Senin (25/1/2016). Bagi Rustam, dan juga banyak warga desa lainnya di provinsi Gorontalo, menyadap air aren merupakan mata pencarian sehari-hari selain bertani di ladang.

Biasanya, pagi-pagi sekali mereka memasang batang bambu atau jeriken plastik untuk menampung tetesan air nira di hutan pinggiran desa.

Rustam bercerita, musim kemarau panjang tahun lalu telah menjadi malapetaka bagi mereka. Pohon aren malas berbunga, kalaupun ada air,  yang disadap tidak mengalir. Pergi-pulang ke pinggir hutan tidak membawa hasil, akhirnya aren dibiarkan sambil menanti hujan datang.

“Kemarau panjang tahun lalu berdampak buruk pada sadaran aren, tidak ada air nira yang keluar. Kami meninggalkan pekerjaan ini dan beralih mengurus kebun lainnya yang bisa menghasilkan untuk mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari” kata petani gula aren lainnya, Melky yang tinggal di desa Tupa.

Dalam awal musim hujan ini, air berlimpah dan memberi pengaruh pada pohon aren. Air nira banyak yang keluar. Ini berarti banyak yang dibawa pulang untuk dijadikan gula.

“Dalam sehari saya memproduksi 10 kg gula aren dengan harga jual Rp12.500 per kg. Semua gula aren dibeli pedagang yang datang ke desa kami” kata Rustam.

Rustam setiap hari memanen nira yang tumbuh di pinggiran desa dengan 2 bumbung bambu untuk dibawa pulang. Air nira ini lalu dimasak hingga mengental sebelum dicetak dalam tempurung.

Setelah mengeras, gula aren yang biasa disebut pahangga ini siap dibungkus dengan daun palem dan kemudian dijual.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com