Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Rupiah Bergejolak Menurut BI

Kompas.com - 27/01/2016, 15:24 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah masih melemah terhadap dollar AS dalam setahun terakhir. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan nilai tukar rupiah berada pada posisi Rp 13.871 per dollar AS pada Rabu (27/1/2016) hari ini.

Menurut Gubernur BI Agus DW Martowardojo, penyebab volatilitas nilai tukar rupiah bukan lantaran inflasi, namun lebih disebabkan penguatan mata uang global.

Selain itu, isu-isu finansial global seperti kenaikan Fed Fund Rate (FFR) dan data perekonomian China yang cenderung negatif.

"Ini memicu outflow dana dan membebani mata uang mereka, termasuk rupiah. Karenanya, nilai tukar fleksibel sebagai stabilitor volatile jangka pendek," kata Agus dalam acara Mandiri Investment Forum 2016, Rabu (27/1/2016).

Agus menjelaskan, bank sentral memiliki tanggung jawab untuk menjaga nilai tukar rupiah dan volatilitasnya, agar tidak mengurangi kepercayaan konsumen. Meskipun demikian, bank sentral pun harus selalu waspada dengan biaya-biaya ditimbulkan.

"Dengan latar belakang risiko mata uang, BI tidak bisa lengah. Perkembangan nilai tukar dan dampaknya ke stabilitas makroekonomi menjadi pertimbangan dalam kebijakan makro," jelas Agus.

Untuk tahun 2016, Agus menyatakan perekonomian akan lebih cerah namun tidak berarti tanpa risiko. Performa ekspor masih melemah, namun hal tersebut bersifat temporer dan siklikal.

"Secara eksternal tidak boleh abaikan arus modal yang begerak karena kebijakan-kebiajkan di luar negeri. Perhatian masyarakat akan meningkat karena muncul kekhawatiran FFR ke depan," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Fokus Starlink, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya di Indonesia

Fokus Starlink, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya di Indonesia

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com